Posted by: winnymirza | March 26, 2024

Weekend Getaway di Singapore

Awal mula cerita berasal adalah pada saat passport elektronik kami jadi di bulan Februari 2024. Setelah 5 tahun idle tidak jalan-jalan pakai passport selama pandemic.

Pas masuk bulan Maret, tepatnya bulan ramadhan, suami challenge aku untuk revisit Singapore setelah segitu lamanya ga kesana. Yup, Singapore adalah salah satu negara favorite kami yang kami kunjungi berulang kali.

Tepat seminggu setelah puasa, suami info sudah cek tiket dengan harga murah, tetapi malah membeli tiket destinasi lainnya untuk bulan Mei (ditunggu ya blog untuk ini, cannot wait). πŸ˜‚

Akhirnya di minggu ketiga, suami ga tahan juga dan akhirnya kebeli deh tiket Soehat – Changi – Soehat dengan maskapai Transnusa Airline seharga IDR 700K dan pulang dengan Batik Air di 1,500K per orang. By the way, ini pengalaman pertama kali menggunakan passport electronic dan menginap di Hotell Boss, Bugis (walking distance dengan MRT Lavender).

Seperti biasa, sesampainya di Singapore, makanan wajib yaitu Murtabak Zamzam sejalur dengan Hotel Boss dan Ayam Hainam.

Walaupun ini kali ke 5 kami ke Singapore, entah kenapa selalu saja ada spot menarik baru yang bisa disambangi. Belum lagi kami dapat kesempatan menonton gratis pertunjukan Balet di dekat Esplanade. Setelah lelah dan menonton pertunjukan lampu di Marina Bay kami lalu kembali ke Hotel (pertunjukan diadakan jam 20.00 waktu setempat, kemarin aku hari Sabtu), sebenarnya di jadwal seharusnya ada jam berikutnya yaitu jam 21.00 tapi kami tunggu ternyata tidak ada.

Hotel Boss sangat ramai pengunjung akan tetapi juga good hospitality, ramah dan cepat pelayanannya, sangat layan diberikan bintang 4.

Oya, ini juga pengalaman pertama kami menitipkan tas di locker storage, Orchad, tepatnya di mall ION seharga SGD$ 1. Setelah check out dan menitipkan tas, kami memutuskan naik bus tingkat ke tempat yang random πŸ˜‚ akhirnya kami ikut bus sampai ke Mall Bedok, pengalaman menarik berbaur dengan orang lokal yang sedang belanja bulanan. Selanjutnya, kami naik bus random lainnya menuju Changi Village, sebenarnya niat kami ingin explore, akan tetapi cuaca super panas Singapore sangat menghabiskan energi kami.

Setelah itu kami kembali ke ION Mall untuk mengambil barang kami dan bersiap menuju bandara. Entah kenapa, kali ini Singapore sangat panas dan super ramai, terutama ramai orang Pinoy.

Sampai bandara, target kami adalah melihat Jewel yang sedang hits. Jewel ini dapat diakses dari Terminal 2 dan Terminal 3. Sesuai dengan komentar orang-orang, ya Jewel ini indah dibangun seperti kubah besar dengan banyak jajanan, hiburan, dan pemandangan spektakuler.

Kami datang dari Terminal 2, akan tetapi kembali dari Jewel di Terminal 3 tujuan kami. Pengalaman Bali sangat-sangat membekas ketika kami tertinggal pesawat (akan aku tulis blognya juga kapan-kapan), sehingga kami amat sangat tepat waktu pada saat check in dan boarding.

Demikian short vacation kami, Singapore selalu di hati, jadi kami akan selalu kembali. πŸ™‚

See you di trip berikutnya di bulan Mei yaaa… πŸ˜ƒπŸ˜ƒ

Posted by: winnymirza | October 29, 2020

Sabtu-an di KL

Flashback November 2018…

Jadi suatu hari subuh-subuh waktu itu gw dibangunin sama suami di jam 4 pagi donk, buat kasih tau kalau dia nemu tiket murah di pake banget JKT – KL pp di Traveloka dengan maskapai Malaysia Airline (pergi) seharga IDR 40,000 dan Garuda Indonesia (pulang) seharga IDR 100,000 😱 dengan sarapan/makan, bahkan sebenernya bisa di upgrade ke kelas business dengan menambah kalau tidak salah sekitar IDR 50,000, tapi sayangnya ga kita ambil karena kita ga begitu mengerti, yang kemudian hari nyesel sih kapan lagi dapet tiket semurah itu di kelas business yang kursinya terpisah lebar dan ada tv di masing2 kursi.

Sebenernya sih waktu itu kita ga ada budget buat jalan-jalan, tapi karena pengen banget ngerasain naik kedua maskapai itu akhirnya kita putuskan beli deh tiketnya tanpa menginap hahahaha, another trip adventure buat kita, dan gw sendiri karena ga ada tujuan akhirnya auto open jastip waktu itu πŸ˜‚.

Jadilah kita sarapan pagi di atas pesawat Malaysia Airline, makan siang nasi kandar PELITA yang hits itu, ditutup makan malam di atas pesawat Garuda Indonesia 😊.

Makan malam dari Garuda Indonesia

Posted by: winnymirza | October 20, 2019

Explore England Part 4 (Muscat, Oman one day trip)

Muscat – Oman One Day Trip..

92820B5E-4005-45F0-A6BA-B06DF3539EC6

In front of Mall Avenue Oman

Awalnya, niat kami beberapa belas jam di Muscat yaitu berkeliling tempat wisatanya menggunakan jasa tour guide yang sudah kami hubungi beberapa hari sebelum perjalanan dimulai, tetapi dengan pertimbangan lebih lanjut dan biaya yang tidak bisa dibilang kecil (IDR 4,000,000 untuk trip seharian berdua) akhirnya kami memutuskan untuk mandiri saja selama di Muscat.

Perjalanan London – Muscat memakan waktu sekitar 7,5 jam dengan perbedaan waktu lebih cepat 3 jam di Oman. Sampai di Oman Airport dan mengurus imigrasinya (tidak ribet karena Visa sudah kami beli online). Kami memang belum menukar sama sekali mata uang Oman Real sejak dari Indonesia, akhirnya kami mampir ke salah satu kios penukaran uang di bandara Muscat tersebut, saat itu nilai tukar 1 OMR adalah sekitar IDR 37,000, lumayan mahal hehe.

Setelah menukar secukupnya (kurang dari sejuta), kami mampir ke kios semacam indomart untuk membeli minum dan memecah uang tersebut menjadi pecahan kecil.

Pecahan mata uang kertas Oman adalah: 1 OMR, 5 OMR, 10 OMR, sedangkan pecahan kecilnya bisa berbentuk kertas ataupun koin (kami jarang banget diberikan kembalian dalam bentuk koin), namanya Baiza.

Suasana bandara di Muscat sangat lengang berbeda dengan bandara Heathrow yang hectic,

 

tidak lama akhirnya kami keluar dan menghirup udara Muscat yang kalau gw gambarkan seperti bumi dan langit dengan udara di London hahaha, suhu pagi saat itu adalah 32-34 derajat celcius, dengan udara yang sangat tipis untuk dihirup (jadi semacam nafasnya panas dan pendek-pendek gitu, ngerti ga ya?).

38AB2DBD-55EF-4715-B956-B2C279E848A9

Dari yang sudah kami cari tau sebelumnya bahwa semua jurusan Bus berpusat di Rui Terminal, dan kami pun akhirnya menaiki bus yang tersedia satu-satunya di depan bandara menuju tujuan akhir Rui Terminal, yaitu Bus No. 1 atau 1B dengan biaya sekitar 200 Baiza per orang, perjalanan menuju terminal Rui memakan waktu kurang lebih 1 jam lamanya. Oiya untuk membayar bus di Muscat caranya adalah membayar langsung ke supirnya pada saat naik Bus, sebelum duduk, kalau memang pintu bus tertutup cukup ketok-ketok saja karena semua pintu bus tersebut otomatis. Jangan kaget juga karena semua bus di Muscat memasang AC yang sepertinya dibuat maksimal saking panasnya suhu udara disana hahahaha.

Berhubung sudah waktunya makan siang, kami menyempatkan untuk makan siang sekalian ngadem di KFC yang konon terbaik di Muscat (lokasinya tidak jauh dari Rui Terminal).

B233BCB2-72B3-4C1D-BE63-6DED2E9D354A

Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Museum Petroleum Development Oman (PDO) Planetarium yang berjarak sekitar setengah jam dari terminal Rui. Kami menaiki bus no. 8 (seharusnya no. 4 tetapi lebih baik menanyakan ke drivernya yang rata-rata mengerti Bahasa Inggris standar), dan sampailah kami di lokasi planetarium yang termasuk wilayah perusahaan minyak setempat (sepertinya terbesar).

7547C6B9-9486-44D1-9506-46C967C00C2C

Petroleum Development Oman

Sayangnya, ketika kami masuk ternyata planetarium sedang dalam renovasi, tetapi kami tetap  diperbolehkan untuk melihat-lihat semacam museum Teknologi yang menurut kami cukup menarik untuk di datangi (jadi teringat pelajaran SMA dan kuliah jaman dulu mengenai hukum-hukum fisika hehe).

Sekitar 2 jam kami di Planetarium, kami melanjutkan perjalanan untuk menuju Muttrah Corniche dan Souq Muttrah, disini kami cukup lelah dan haus dikarenakan cuaca panas ditambah lokasi untuk menunggu bus yang berada di tengah-tengah lapangan parkir terbuka, dan satu hal lagi adalah waktu yang cukup lama untuk menunggu bus tersebut (kami menunggu sekitar 1 jam).

Jika dari awal kami mengetahui hal ini, mungkin memang lebih baik menyewa mobil seperti yang kami lihat beberapa wisatawan asing memakai mobil sewaan :’).

Kembali ke terminal Rui dengan bus yang sama (kayaknya sopirnya juga sama deh hahaha), kami melanjutkan perjalanan menuju Muttrah Corniche, wilayah tepi laut yang cukup terkenal dengan keindahannya menggunakan Bus no. 4. Tetap dengan suhu yang tidak berkurang, suasana tepi laut tersebut cukup menambah vitamin sea untuk kami ditambah pemandangan kapal pesiar, mengambil beberapa foto dengan latar belakang laut dan kapal pesiar, juga perbukitan batu dengan beberapa bangunan menyerupai benteng  pertahanan di atas bukitnya (sampai sekarang masih kepikiran gimana cara menuju ke banteng tersebut hahaha). Dan kami juga menyempatkan belanja di kios tepi pantai tersebut untuk membeli topi khas warga setempat, disambut oleh pemilik toko yang sangat ramah dan tidak kenal lelah menawarkan dagangannya.

030526e9-1d02-4a8d-ba07-0710ea16fc92.jpeg

Sebagai catatan, bahwa di waktu shalat, semua toko dan kios di Souq Muttrah akan tutup beberapa saat dan akan dibuka kembali setelah shalat dilaksanakan, dan saat itu adalah waktu Ashar sehingga kami tidak ada catatan mengenai suasana di dalam Muttrah Souq (pasar traditional tepi pantai)

B0FE1E62-941C-4207-9B89-7CC9FA1D3FA6

Muttrah Corniche

Menjelang sore setelah Ashar, kami memutuskan untuk kembali ke Rui terminal dan mengademkan diri di Mall yang kami lihat pada saat melintas dari bandara, yaitu Mall Avenue Oman.

Beruntung pada saat di bus menuju Rui, kami disapa oleh warga setempat yang menanyakan asal kami (awalnya suami dikira orang Korea hahaha ntah dari sisi mananya), beliau juga menanyakan berita mengenai kabut asap di Indonesia. Sungguh tidak disangka pada saat kami menanyakan rute menuju mall tersebut, beliau ternyata ikut mengantar dengan naik Bus yang sama dengan kami, berbincang juga dengan beberapa orang di Bus (campur-campur Bahasa Inggris dan Arab bapaknya :D), semuanya memberikan arahan agar kami tidak nyasar hahaha.

Padahal awal keluar dari bandara, ada perasaan agak gimana gitu dengan warga setempat, tapi ternyata warga Muscat cukup perhatian dan sangat menolong wisatawan.

Sepanjang perjalanan sampai lokasi mall, kami tertidur, tapi sepertinya orang-orang tersebut maklum dengan kami yang terlihat (sangat) lelah hahaha. Sampailah kami di mall yang kami tuju dan tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada para penunjuk jalan (alias bapak-bapak yang ribet ngobrol sendiri supaya kami sampai dengan selamat).

Suasana di mall ini sangat sepi ketika kami sampai kecuali store Starbucks, dan kami memutuskan untuk mampir di Starbucks kemudian membeli Cappucino seharga kurang lebih IDR 80,000, Starbucks disini sangat ramai pengunjung hahaha (jangan-jangan kopi paling murah di Muscat), dan juga membeli beberapa merchandise sebagai kenang-kenangan. Kami juga mampir ke Toko Lulu, toko swalayan yang berada di dalam mall untuk membeli beberapa makanan dan cemilan, tidak lupa juga karena sudah berada di tanah Arab kami sempatkan membeli Beef Swarna dengan harga 1,5 OMR menurut gw sih normal dengan porsi yang  sangat besar.

Semakin malam, mall ini semakin ramai hahaha tidak disangka-sangka sepertinya hampir separuh warga Muscat ke Mall ini deh. Ketika mall mulai ramai, kami memutuskan untuk kembali ke bandara dikarenakan kami mendapatkan informasi bahwa Bus terakhir sudah habis jam-nya. Benar saja ketika keluar Mall, sudah tidak ada Bus seliweran, dan akhirnya kami memutuskan untuk naik Taxi. Taxi disini sudah ada rate tetapnya yaitu 8 OMR, akan tetapi uang kami juga hanya 8 OMR sedangkan kami masih butuh sekali lagi makan malam sambil menunggu boarding, akhirnya setelah negosiasi dengan drivernya, dia pun luluh dan mau mengantarkan kami dengan Taxinya yang merk mobilnya Lexus dong :’D. Oiya mobil pribadi yang seliweran di Muscat nih tidak ada yang biasa-biasa aja, semacam Ferari dan sejenisnya cukup sering melintas, apalagi jalanan disini sangat lowong dan tidak macet, pas-lah. Supir Taxi-nya sangat ramah, dan kami membicarakan mengenai pemimpin mereka, Sultan Qaboos yang sangat generous dan baik hati dalam segala hal, banyak tempat wisata disini banyak yang gratis, begitupun Sekolah dan Rumah Sakit digratiskan semua oleh Sultan.

Sayangnya, dikarenakan lokasi yang lumayan jauh, kami tidak sempat mampir ke Istana Sultan Qaboos dan Masjid Sultan Qaboos.

 

Tepat waktu, pesawat kami dari Oman menuju Jakarta kembali menggunakan pesawat Srilankan yang ramai dengan orang-orang yang telah melaksanakan ibadah Umroh. Cukup lelah dengan seminggu yang full activity ini, kami lebih banyak tertidurnya dibandingkan waktu berangkat hahaha.

Puas dengan perjalanan kami? Yup kami bisa katakan sangat puas karena sesuai dengan rencana dan didukung oleh segala sesuatu yang semuanya tepat waktu sehingga tidak ada waktu yang terbuang.

Kurang lama? Bangeeeet, hanya saran saja bahwa di London 2 hari sangatlah kurang, masih banyak tempat yang belum kami explore, seperti Madame Tousand, Stasiun Paddington, blue door-nya Notting Hill, Camden Market, Little Venice, Menara Windsor, Emirates Stadium-nya Arsenal, museum-museum yang rata-rata gratis, Perpustakaan dengan arsitektur yang sangat menawan.

Di luar London tentu lebih banyak lagi kota-kota yang bisa dikunjungi, salah satunya yang menjadi awal target kami untuk suasana pedesaan, yaitu Hepden Bridge (sekitar setengah jam dari Manchester), Edinbrugh di Scotlandia, Oxford, Nottingham Forest tempatnya Robin Hood, dan masih banyak lagi.

Kembali lagi? Yup kami berharap suatu saat akan kembali lagi kesini, masih banyak yang belum kami explore dan mungkin saja suatu saat kami kembali dan melanjutkan perjalanan melalui stasiun St. Pancras menuju negara Eropa lainnya melalui stasiun tersebut hahahaha aamiin…

Sekian trip perjalanan kami kemarin 13 – 20 September 2019 (autumn season), mohon maaf karena sudah lama banget tidak menulis blog perjalanan, padahal banyak banget yang seru dalam negeri dan luar negeri (mungkin lain waktu akan gw tulis tapi harus flashback dulu nih).

See you on our next trip… semoga USA, aamiin!! πŸ˜€

Posted by: winnymirza | October 20, 2019

Explore England Part 3

Perjalanan Menuju Liverpool…

85F34D36-6BCE-4EE0-BED2-591DC6EAD49C

Salah satu sudut di LFC Store

Pagi hari setelah sarapan di hotel Jesmond Dene, mengikuti itineraryΒ yang sudah dibuat adalah perjalanan ke Liverpool di jam 12 siang jadwal keretanya. Pagi itu kami hanya kembali ke Harry Potter store karena memang ada beberapa titipan dari teman-teman yang nge-fans berat dengan mas HarPot ini hehehe.

Setelah check out dari Hotel, perjalanan kami lanjutkan dengan berjalan kaki menuju stasiun kereta Euston dimana merupakan stasiun kereta yang menghubungkan London menuju kota Liverpool .

Euston merupakan stasiun kereta yang cukup besar, mungkin sebesar St. Pancras. Kereta cepat “Virgin Train” yang akan kami naiki, mengumumkan keberangkatan akan berada di jalur berapa hanya beberapa menit sebelum jam keberangkatan, so hati-hati dan selalu pantau di jadwal boarding.

Tepat waktu di jam 12 siang, kereta cepat kami berangkat menuju Liverpool. Sepanjang perjalanan kami disuguhkan pemandangan yang biasanya kami lihat di Shaun The Sheep hahaha, ada bukit-bukit padang rumput hijau dan tandus, rumah klasik di desa kemudian ada domba-domba berkeliaran. Seruu!! (walaupun masih membayangkan kalau perjalanan ini ditempuh dengan Bus juga akan lebih seru, mungkiin ya), tapi mengingat waktu adalah segalanya di waktu yang padat ini, so, kereta cepat adalah pilihan utama kami, next time kami akan coba explore menggunakan moda transportasi bus antar kota.

70FCF71D-C494-4B63-B88B-8085066A369B

Liverpool Lime Street Station

Tepat jam 2 PM kereta kami sampai di stasiun Liverpool Lime Street yang berhadap-hadapan dengan World Museum yang megah namun agak misterius dan menyeramkan kalau membayangkan masuk ke dalamnya.

43D6675A-D644-4A87-B77B-D3E170D4E8B2

World Museum (dari sisi Liverpool Lime Station)

Menempuh perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 600-800 meter (yang ternyata agak jauh hahaha) kami langsung menuju Hotel Ibis Albert Dock yang berlokasi dekat sekali dengan pelabuhan Albert Dock.

A51C25B4-E05A-48B7-B35F-9C82D8A771DC

6A267679-1E3D-441D-8D78-23A67E156312

Pintu masuk Ibis Hotel Albert Dock

Di Liverpool, suhu terasa lebih dingin dengan ditambah angin Laut, dibanding dengan London yang cenderung hangat pada siang hari (pagi hari sama memang kurang lebih sama dengan Liverpool). Kota Liverpool cenderung lebih sepi dengan penduduk sekitar 400-500 ribu saja, rata-rata penduduk asli juga menggunakan jaket/coats sepanjang hari.

Sesampainya di Hotel, kami langsung proses Check in, dan menaruh barang-barang yang sudah beranak satu dari 2 koper awalnya, so far kami cukup puas dengan pelayanan di Hotel Ibis Albert Dock ini, hanya saja lumayan bermasalah dengan kunci lift dan kamar yang sempat bikin kesel juga haha.

Tidak mau membuang waktu mumpung masih ada matahari, oiya di bulan September matahari di Inggris (rata-rata) akan tenggelam di sekitar jam 7.30 PM. Kami langsung menuju The Beatles Story, tetapi tidak masuk dikarenakan waktu yang terbatas dan tiket masuk yang harganya lumayan sekitar IDR 300-400an ribu, akhirnya kami berkeliling Albert Dock dengan pemandangan indahnya walaupun lumayan menggigil, dan langsung menuju The Beatles store yang berada tidak jauh dari tempat Exhibitionnya. Selesai berbelanja di The Beatles store, kami menyempatkan makan malam di cafΓ©-nya (lantai bawah di gedung yang sama) diiringi lagu-lagu yang tentu saja sudah familier di telinga kami, disitu juga ada piano yang boleh dimainkan oleh pengunjung.

8F86FB71-8129-4A43-961F-68FE9F075C1E

The Beatles Cafe

E42D1CAE-E41E-42EB-B381-8EE40F7473FA

Beberapa merchandise di The Beatles Store

C1C6B929-D83E-48BF-921C-5F2F667BB259

The Beatles Cafe

Malam harinya kami menyempatkan mampir TESCO yang dekat jaraknya dari Hotel untuk membeli cemilan dan minuman, sekaligus survey terminal bus menuju Anfield Stadium esok harinya, setelah itu kembali ke hotel dan beristirahat.

Setelah sarapan kami menanyakan saran dari customer service Hotel transportasi tercepat menuju Anfield Stadium, menurut CS hotel lebih baik kami naik taxi saja. Tetapi karena penasaran dan ingin naik bus lokal, tepat jam 8 kami menuju terminal dan menunggu Bus disana, dan dikarenakan banyak hal, alhasil kami memutuskan kembali ke Hotel dan memesan Taxi hahaha (maaf ya mas CS kami ga nurut). Pemandangan sepanjang perjalanan menuju Anfield sungguh indah, bangunan disini agak sedikit berbeda, lebih tradisional dibanding dengan di London yang lebih klasik modern.

ECA791AC-CD65-4955-AE2E-1F8DBA77E060

Sarapan di Ibis Hotel Albert Dock

Selama perjalanan, gw merasa nih supir Taxi koq kurang ramah ya, ternyata usut punya usut pas suami membayar ongkos Taxinya yang sekitar 7 Poundsterling (sekitar IDR 140,000) sekilas kami melihat di ponselnya ada logo Everton hahaha, ternyata dia adalah pendukung Everton, musuh Liverpool yang stadiumnya tidak jauh dari LFC :’D ..baiklah, mohon maaf ya Pak harus mengantar ke kandang musuh.

Sampai di stadium LFC sekitar 9.30 AM, kami langsung menuju counter untuk menukar tiket, tetapi ternyata penukaran belum dibuka dan kami disarankan untuk mampir ke store mereke terlebih dahulu. Dan tepat di jam 10, penukaran tiket baru dibuka dan Anfield Stadium Tour langsung dimulai, kami berfikir akan garingΒ karena kami fikir hanya berdua saja (hari kerja, tepatnya hari Selasa), ternyata kami salah, peserta tour ini lumayan ramai hampir sekitar 15 orang dengan 2 orang Tour Guide dari LFC-nya.

DF331D16-ABE9-4E03-8915-804B6D10640F60EF6518-B290-41BF-BDAF-FFAC9002F7E1

F893735D-1282-401E-A075-84FE698C81DA

 

Foto : pantry

A782EB9A-C188-4644-AABD-655532F698D1

Ruang Ganti Pemain

Gw? Sudah pasti jadi tukang foto buat suami yakaaan hahahaha.

A4D57A56-EA24-4B24-9028-7DAF50078E7FA52AD5CE-A6B9-4E51-AC94-D09E52A7B84D

Tour dimulai dari lantai teratas lebih dulu, dijelaskan sejarah dan banyak hal terkait LFC, selanjutnya kami memasuki ruang ganti pemain, juga pantry tempat mereka makan. Kami juga diajak masuk ke ruang Conference yang biasa dipakai pelatih untuk mengumumkan kemenangan, baru kemudian diajak masuk ke lapangan stadium utama, disitu para bapak-bapak mulai muncul kekanakannya hahaha rasanya lucu juga sih melihat mereka cengar cengir sendiri semacam anak diajak jalan-jalan sama orang tuanyam :D.

C710582B-4843-4016-A371-A3126112BBAB0F1277E2-58F8-4952-AB76-2AABA01ED667E662B577-73A2-40B1-8B5D-4D823C0B3E1F

Setelah tour selesai, kami menyempatkan masuk ke storenya, disana beragam merchandise dijual. Kami membeli jam tangan titipan teman fans berat LFC, dan kami sendiri membeli alas laptop yang saat ini saya gunakan untuk menulis blog ini :D.

f5503cd4-2da6-4058-9fa2-107018866bf7.jpeg

Tidak lupa juga mampir museumnya sebentar untuk kemudian kembali ke Hotel dengan naik Taxi kembali (kali ini kena charge 10 Poundsterling (sekitar IDR 180,000), dan supirnya amat sangat ramah menanyakan asal kami, kemudian bagaimana kota Liverpool, dan dia juga bilang pengen ke Indonesia suatu saat. Omong-omong, taxi di Inggris ini bangku belakangnya semua luas haha enak untuk selonjoran.

AD713415-0FFA-4E4B-A430-73208B1DFADE

Sesampainya di Albert Dock, kami menyempatkan kembali lagi ke The Beatles store untuk membeli beberapa barang hahaha (kurang puas boo).

Perjalanan Menuju Manchester…

Selesai sarapan di Hotel Ibis Albert Dock, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju kota Manchester dengan moda transportasi kereta antar kota yang ditempuh sekitar 1 jam lamanya, melalui stasiun Liverpool lime. Perjalanan menuju Manchester dari Liverpool, kami kembali disuguhi pemadangan yang indah, kali ini lebih banyak lagi bangunan-bangunan klasik yang lebih lawas lagi.

76d97a0a-d411-47c2-9df6-187899d3b403.jpeg

Sesampainya di stasiun kereta Manchester Piccadilly, kami langsung menuju hotel dengan berjalan kaki dikarenakan lokasinya sangat dekat dari stasiun tempat kami berada saat itu, kira-kira 400 meter. The Gardens Hotel namanya, kami mengambil kamar suite yang berada di lantai 6 (dengan harga IDR 800,000), yang tidak kami ketahui adalah lift di hotel ini hanya sampai lantai 4 hahaha, jadi kami menaiki 1 kali deretan tangga menuju kamar kami di loteng yang unik itu. Sangat lelah dan lumayan pegal (untung bawa salonpas), setelah menaruh barang-barang di hotel kami langsung berjalan kaki menuju Department Store PRIMARK, tempat yang kami tuju dari awal kami menginjakan kaki di London tetapi tidak pernah sempat hahaha. Dan memang betul ternyata, barang-barang disini sangat murah meriah, sampai kami agak kalap dengan titipan dan belanja untuk diri sendiri kalau ga inget koper sudah beranak pinak, oh my God.

646EAFDA-A1DB-4B5F-B3FA-F704BE12710B

Stasiun Kereta Manchester Piccadilly

6A231C35-1276-4F2B-ACD5-791D58396E7D

Ruang kamar Gardens Hotel, Manchester

Sorenya kami mampir di Bar dekat hotel, yaitu Manchester Tavern Bar untuk memesan Fish and Chip (makanan yang paling aman buat kami, untuk yang mengerti hehe), setelah kenyang, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke hotel, dan rencananya akan keluar lagi setelah beristirahat sejenak.

EBD0F184-7738-49D4-B680-D37592C366A0

Fish and Chips di Manchester Tavern Bar

Tetapi rencana tinggalah rencana, kami berdua ketiduran di jam 7 malam, dan baru bangun di jam 12 malam haha, akhirnya gw memutuskan untuk packing karena besok siang harus mengejar kereta cepat kembali ke London. Nyesel? Iya pakai banget karena waktu yang sempit tidak dimaksimalkan, tapi ya sudahlah daripada ambruk juga kan karena secara fisik sebenarnya tubuh butuh istirahat.

Pagi harinya setelah sarapan di hotel,

49E5145A-70A6-4974-8657-3F47D21914BE

Sarapan di Gardens Hotel, Manchester

kami memutuskan untuk mencoba Metro Shuttle Bus (Free)-nya kota Manchester (https://tfgm.com/public-transport/bus/metroshuttle), Bus ini ada beberapa rute, tetapi karena kurang mempelajari map-nya dan waktu yang terbatas, kami asal naik Bus yang sedang standby saja, cukup berjalan kaki ke arah stasiun kereta (karena memang titik terdekat dari Hotel kami adalah di halte stasiun tersebut), menurut kami untuk mengisi waktu dan jalan-jalan hemat, free bus ini layak untuk dinaiki, sight seeing keindahan kota Manchester yang lebih tradisional modern dan bangunan-bangunan uniknya, agak berbeda dengan London dan Liverpool, penduduknya sangat ramah tetapi dengan Bahasa local yang cukup bikin gw mikir dulu kalau harus ngobrol membeli makan dan check in hotel hahaha.

Foto:Β 

kiri- primark ada di belakang foto kami, bangunan berwarna putih

kanan- suasana di depan pintu hotel

Kami juga sempat mampir store Starbucks untuk membeli merchandise-nya (maksud hati sih pengennya beli tumbler dengan tulisan Liverpool hanya saja tidak sempat), harga kopi Starbucks disini sekitar IDR 60,000, masih wajar menurut gw, apalagi suhu udara pagi itu adalah 7 – 9 derajat celcius, yup kopi hangat sangat membantu.

87E3B41E-81C9-4102-80CB-ED426B8D84B4

Jam 12 siang kami segera kembali ke stasiun untuk menaiki kereta cepat “Virgin Train” kembali ke stasiun kereta Euston – London. Saat ini kami sudah sangat lelah dan akhirnya tertidur sepanjang perjalanan. Perjalanan ditempuh sekitar 2 jam, dan sampailah kami ke stasiun kereta Euston di London, karena belum terlalu sore, akhirnya kami berjalan santai menuju stasiun St.Pancras untuk melanjutkan perjalanan dengan Tube menuju Heathrow Airport. Menunggu beberapa jam dan meluruskan kaki, kami sempatkan untuk membeli beberapa cemilan di Mark & Spencer Food. Oiya di semua moda transportasi di UK, yang kami lihat dan tangkap adalah bebas makan dan minum asalkan sampahnya tidak dibuang sembarangan, begitupun dengan merokok, suami gw bebas banget merokok dimanapun, tapi setiap dia membawa bungkusan rokok sudah pasti ada aja bule yang minta sebatang hahaha, akhirnya dia menyesal karena hanya membawa 5 bungkus.

Pesawat Oman Air kami tujuan London – Oman berangkat sekitar jam 8 PM, kami pun bersiap dan sekaligus menukarkan mata uang Pence kami di dekat pintu masuk dari Tube menuju terminal keberangkatan. Kami tukar menjadi $US hahaha sebagai cita-cita trip berikutnya hahaha aamiin!!

83B74836-E9CF-4868-A802-198170907831

Oiya, ada cerita pada saat perjalanan ke bandara dengan Tube, saat itu Tube sangat padat dan ramai, pas banget di stasiun apa ya gw agak lupa ada sedikit kehebohan karena ada tas yang tertinggal di dalam Tube tanpa pemilik, entah darimana datangnya itu petugas udah menenteng tas dengan (kalau bisa digambarkan) rasa jijik atau takut, yang akhirnya dibawa keluar Tube karena tidak ada yang mengaku. Tidak berapa lama bule depan gw dengan sopannya orang Inggris menanyakan apakah 2 koper di pojokan itu punya gw, setelah gw jawab iya baru dia merasa tenang dan kembali membaca bukunya. Yup, mereka cukup concern dengan hal-hal seperti itu, jadi jaga bawaan kalian jangan sampai tertinggal ya dimanapun sih ini mah.

Saran gw sih datang ke bandara lebih cepat karena walaupun tidak melewati petugas imigrasi (kemarin sempet panik karena koq tidak dicek imigrasi lagi, tetapi ternyata memang sudah otomatis ter-record sebelumnya ketika baru sampai di Inggris dan keluar dari petugas imigrasi), nah balik lagi kenapa harus datang lebih cepat? Pemeriksaan di Heathrow airport ternyata sangat ketat sehingga pemeriksaan barang-barang melalui scanning akan memakan waktu cukup lama ditambah antriannya yang sangat panjang (plus banyak sekali penumpang yang dibongkar tas dan kopernya x_x).

Setelah melewati petugas pemeriksaan, kami langsung menuju β€œView Heathrow” yang memang disediakan untuk para pemburu pesawat ketika lepas landas dan mendarat, kesukaan suami gw, menuju lokasi tersebut kita harus menaiki cukup banyak anak tangga yang lumayan tinggi, karena memang tidak disediakan lift, jadi siap-siap untuk sedikit ngos-ngos-an hahaha.

F37F68AB-BCA9-43F8-837E-213F3F4FBADB

Tepat di jam 8 malam, pesawat Oman Air kami datang dan kami pun langsung antri untuk masuk ke dalam pesawat. Bersiap untuk melalui 7 jam perjalanan lagi…

010DC610-230B-4BB5-AE57-3679B0BB074E5F3C9A7F-CF41-46D0-A232-58704FA0917679CB66C8-707D-4019-B582-7369621CF9CB492E175F-362F-41C8-A1C6-F39239AE7852

Posted by: winnymirza | October 13, 2019

Explore England Part 2

Day 1 & 2: Jakarta – Muscat – London…

Enter a caption

Day 1 & 2: Jakarta – Muscat – London…

Jumat sore adalah penerbangan kami dengan Oman Air, first impression kami adalah Flight Attedance dan Pilotnya sangat ramah juga helpful. Penerbangan kami penuh dengan orang-orang yang akan beribadah Umroh (mungkin transit di Oman). Pesawat yang kami gunakan ternyata adalah pesawat Srilankan yang memang sudah bekerjasama dengan Oman Air, interior pesawat menurut kami cukup bagus, dan sangat tepat waktu. Untuk pelayanan?  kami angkat semua jempol, menurut kami sangat memuaskan, non-stop mba dan mas FA-nya beredar memberikan makanan and minuman mulai dari pembuka, makanan utama dan penutup, sehingga tidak sempat merasa lapar, ditambah ada TV dengan film dan musik yang cukup up to date (sudah pasti yang saya tonton dan dengarkan adalah film dan musik yang asalnya atau suasananya menggambarkan suasana Inggris biar dapet banget feel-nya nanti ketika mendarat hahaha, lebay).

7 jam pun berlalu, dan kami akan transit di Oman selama 7 jam. Sesampainya di Muscat International Airport, kami langsung menemukan lounge gratis yang memang diperuntukkan untuk penumpang yang akan melanjutkan penerbangan malam atau dini hari (kalau tidak salah di gate C), cukup lelah karena perjalanan yang lumayan panjang akhirnya kami memutuskan untuk tidur sejenak, sekaligus mampir toilet yang nyaman, dan shalat juga.

Foto:

kiri – lounge gate C Muscat International Airport

kanan – suasana di Muscat International Airport

Tepat di jam 1 dini hari, pesawat kami boarding, kali ini kami menggunakan pesawat Oman Air, dengan fasilitas dan interior yang sama dengan sebelumnya, dan kami yang sangat excited karena 7 jam ke depan akan sampai ke tempat tujuan, yaitu LONDON – UNITED KINGDOM πŸ˜€

 

Total 20 jam perjalanan dengan transit, akhirnya kami mendarat di bandara Heathrow (finally yeayy!!), super excited setelah pengurusan imigrasi yang bikin sedikit deg-deg-an (karena sidik jari gw yang ga kebaca, di kantor atau dimana-mana emang sulit terbaca), kami segera membeli Oyster Card untuk perjalanan kami selama di London, Oyster Card ini kami membeli yang type Pay As You Go, jadi bisa diisi ulang dengan deposit sebesar Β£5 yang akan dikembalikan setelah selesai digunakan, kami memilih type seharga Β£30 (sudah termasuk deposit di dalamnya), pecahan lainnya adalah Β£50, tetapi kami sudah memperkirakan akan cukup selama berada di London, dan untuk lokasi wisata yang masih terjangkau dengan berjalan kaki dari hotel, kami tidak akan menggunakan Tube (MRT-nya Inggris, atau disebut juga Underground).

Keluar dari bandara kami langsung menuju ke tempat tujuan kami yaitu daerah Kings Cross tempat hotel kami berada menggunakan Tube. Awalnya kami ingin sekali merasakan Heathrow Express yang cukup 15 menit sudah sampai di tengah kota London tapi mengingat harganya yang lumayan mahal, yaitu IDR 300,000, akhirnya kami urung menggunakan kereta tersebut.

 

Catatan: Awalnya kami mencari hotel di daerah Paddington, yup karena Heathrow Express titik berentinya adalah di Tube Paddington tersebut, akan tetapi urung dikarenakan harganya yang lumayan bisa untuk keperluan lainnya haha (maklum emak-emak), mungkin kalau ada kesempatan lagi kesana akan gw coba sih.

 

Sesaat setelah membeli Oyster, kami menyempatkan untuk menghirup udara London yang ternyata outfit gw ga mumpuni buat mengatasi suhu dinginnya hahaha (saat itu sekitar jam 7 AM dan suhu di kisaran 9 derajat celcius). Tidak membuang waktu kami melanjutkan perjalanan dengan Tube yang memakan waktu kurang lebih 1 jam sampai stasiun Kings Cross, St Pancras. Finally trip pun dimulai πŸ˜€

Foto:

kiri – Kings Cross St. Pancras underground

kanan – St. Pancras building

 

Lokasi hotel kami sangat dekat dengan stasiun Tube Kings Cross, hanya sekitar 200 meter saja dengan berjalan kaki, sudah pasti kami tidak berkeberatan sama sekali karena disuguhi pemandangan klasik yang berbeda dan sudah kami bayangkan sebelumnya. St. Pancras sendiri merupakan bangunan dengan bata merah klasik yang sangat megah, di dalamnya ada hotel, mall, dan stasiun International yang menghubungkan dengan negara Eropa lainnya. Cita-cita kami bahwa suatu saat kembali lagi dan melanjutkan perjalanan ke negara Eropa lainnya dari stasiun ini.

98BDE6DF-7193-44B4-B91A-3AB626EED98A

St. Pancras International Station

Sepanjang jalan menuju hotel Jesmond Dene, banyak hotel-hotel lainnya yang  kami incar sebelumnya.

3CADCBC2-6A85-4748-8A54-10FF8BD1ECB3

Jesmond Dene Hotel, London

Sesuai dengan timeline bahwa kami akan sampai di hotel sebelum jam check in, dan rencananya memang akan menitipkan koper-koper kami di hotel tersebut, kami pun melanjutkan perjalanan ke tujuan pertama kami, yaitu Big Ben di Westminster, dan Royal Air Force Museum di Colindale.

Oiya, biaya Tube per perjalanan adalah sekitar Β£2-an, biaya Tube dari bandara Heathrow – Kings Cross kami terpotong Β£2,4. Dan jangan lupa kalau kita berjalan di tangga berjalan, jika kita diam maka berdiri di sisi sebelah kanan (seperti bapak di foto bawah), kalau mau menyusul dari sisi sebelah kiri (terbalik dengan di Indonesia).

A0944DCF-B83F-4683-89E9-F83CB5C32879

Tube / Underground

2F241125-DFD4-4A82-856B-B0BBD756DD25

Tube / Underground

 

Big Ben dan London Eye…

Lupa akan jetlag dan lelahnya perjalanan selama 20 jam, segera setelah menitipkan koper, kami langsung menuju pusat keramaian dimana Big Ben dan London Eye berada, di daerah Westminster. Oiya jangan lupa kami selalu menggunakan kartu Oyster untuk Tube dan Bus selama di London.

Yup, kami sudah mendapatkan informasi bahwa Big Ben sedang sarungan alias dalam tahap renovasi haha, walaupun tetap gagah menjadi icon kota London. Renovasi tersebut rencananya akan selesai di tahun 2021. Dilintasi Sungai Thames, berada satu lokasi dengan Big Ben, yaitu Coca Cola London Eye, yang sebenarnya hanya dibangun untuk sesaat saja tetapi kemudian menjadi icon selanjutnya untuk kota London (infomasi dari tour guide Hop On Hop Off). Puas foto-foto dan sight seeing, sebenarnya kami ingin mencuri waktu untuk melihat kemegahan icon lainnya kota London, yaitu Tower of London, Tower Bridge dan Little Venice, tetapi dikarenakan salah membaca peta Tube akhirnya kami turun di Tube The Monument yang ternyata cukup jauh jaraknya dengan Tower of London, akhirnya kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan ke RAF Museum sebelum kesorean.

DSC_8626

Big Ben yang sedang direnovasi

 

DSC_8658

Coca Cola London Eye

 

DSC_8675

The Monument

 

Royal Air Force Museum (RAF Museum)…

Perjalanan menuju RAF Museum dengan Tube memakan waktu sekitar 1 jam lamanya, sampailah kami di daerah Colindale, dan disuguhkan suasana yang sedikit berbeda dengan di daerah pusat kota London. Disini lebih seperti daerah suburban-nya London, lebih sepi dan berjejer rumah-rumah klasik yang unik.

9F1CB7A3-767A-4B23-BA3D-7250D69E0B4B

Inside RAF Museum

Museum ini free of charge alias gratis, yang kami pikir akan sepi, dan ternyata cukup ramai pengunjung yang membawa keluarganya ke museum ini. Di museum ini ada 6 Hall pameran pesawat, masing-masing dibedakan sesuai tema, dari mulai Perang Dunia I, II, dan pesawat modern.

CDA77156-98F0-4029-980D-602FB32C5A33

RAF Museum Gate

DE3622FD-7ADB-4913-BE3F-22CBA6ECFAD6

Tube Colindale

C9810EA4-7122-44DA-BF58-A5E079A880F7

1652A8B4-CA79-426E-A2C8-E9340583059F

Salah satu tujuan utama suami? Sudah pasti karena dia memang hobi dan koleksi diecast pesawat hahaha

Pada saat perjalanan pulang, akhirnya kami menemukan lokasi piano di Tube Kings Cross yang memang boleh dimainkan oleh siapa saja, saat itu ada bule yang memainkan lagu Can’t Take My Eyes Off of You, pengen sih berlaga juga tapi koq ga pede hahaha…

You’re just too good to be true
I can’t take my eyes off you 🎢🎢

 

Jemond Dene, Kings Cross, Platform 9 ΒΎ Harry Potter…

Kembali ke hotel, kami langsung proses check in, kamar kami berada di lantai 2, alias naik tangga dari lantai dasar hahaha, bentuk hotel ini seperti flat beberapa tingkat dan tidak ada lift. Kami sudah mengetahui sejak awal dan bersiap dengan resikonya. Koper kami gotong masing-masing sampai kamar kami di lantai 2 tersebut. Setelah beristirahat sejenak, dan tidak ingin membuang waktu, kami putuskan untuk sight seeing di sekitar hotel. Akhirnya kami mengunjungi Platform 9 ΒΎ dimana store Harry Potter berada, dan kita bisa foto professional dengan atribut syal dan berbayar tentu saja, tetapi karena antriannya cukup panjang, gw memutuskan tidak perlu foto (jadi hanya foto lokasinya saja hehe), platform ini ada di dalam stasiun tube Kings Cross (pastinya haha). Store Harry Potter ini buka mulai pukul 8 pagi sampai dengan kalau tidak salah jam 10 malam.

EE2BBFEB-F77E-4A68-BDB1-E0A0C8C8BFD8

Platform 9 3/4 Photoshoot Studio

 

53ECF889-9EA7-4A4B-9CFD-51FC9D46B339

Harry Potter Store

 

06ADC4AC-10B3-47A5-B78F-8CBEAD6AC4BA

Belanjaan di HarPot Store

Selanjutnya kami menuju Piccadilly Circus yang terkenal dengan papan reklame digitalnya yang tersohor, dan bus merah yang seliweran setiap saat. Jangan berharap kemudian ada atraksi sirkus disitu, karena arti dari Circus ini adalah circle yaitu lingkaran atau putaran. Tidak disangka disini memang sangat ramai sekali semacam dimana ya kalau diingat-ingat kalau di Bali mungkin ini Kuta-nya. Dikelilingi gedung-gedung klasik yang megah kami menyempatkan untuk mengambil beberapa foto dan mampir ke beberapa toko souvenir (yang cukup mahal menurut gw sih), pada jam 11 malam akhirnya kami memutuskan kembali ke hotel untuk beristirahat, dikarenakan sudah cukup malam dan udara semakin dingin, plus tubuh yang sebenarnya sudah lelah tetapi semacam ga inget kalau lagi lelah hahahaha.

DSC_8848

Piccadilly Circus

 

DSC_8837

Phone Booth at Piccadilly Circus

 

The Original Tour (Hop On Hop Off)…

ED51F409-B6A9-4A9F-9F68-AFB12FA447F6

Salah satu bus dari β€œThe Original Tour Bus”

Yeay hari kedua adalah hari yang ditunggu-tunggu. Karena kami akan mengunjungi sebagian tempat wisata di kota London. Tujuan pertama kami adalah Changing Guards di Buckingham Palace.

Segera setelah sarapan yang sudah menjadi fasilitas hotel, kami langsung berjalan menuju halte Bus St. Pancras untuk menunggu Bus Tour kami datang (peta dan jadwal bisa di download dari websitenya). Kebetulan kami bertemu dengan salah satu petugasnya yang berjaga pada saat menunggu di halte penjemputan, dan meminta saran beliau sebaiknya rute yang mana terlebih dahulu agar bisa memaksimalkan tour ini.

Mengikut saran petugas tersebut dan sesuai tujuan pertama, akhirnya kami menuju Visitor Centre di area Trafalgar Square yang menjadi titik utama untuk walking tour, yaitu atraksi Changing Guards.  Tour Bus ini sangat tepat waktu di setiap titik haltenya, sesuai dengan jadwal yang sudah diberikan kepada kami pada saat menukar tiket dengan petugas tersebut (kami hanya menunjukan print out bukti pembelian tiket saja). Perjalanan menuju lokasi walking tour, kami disuguhi suasana khas   kota London yang sering kami lihat di film, misalnya Harry Potter dan Notting Hill. Oiya kami sangat kepedean untuk duduk di atas Bus tanpa atap pagi itu, alhasil lumayan menggigil juga hahaha (suhu pagi musim gugur saat itu di kisaran 9-11 derajat celcius).

 

Rute pertama yang kami lalui adalah rute berwarna oranye, melintasi beberapa lokasi wisata seperti British Museum (yang sebenarnya masuk planning gw untuk mampir kalau sempat, tadinya) dan Chinatown. Menuju lokasi pertemuan untuk walking tour, kami turun di area Trafalgar Square yang sangat megah dan menawan dikelilingi “sepertinya” beberapa gedung parlemen yang klasik.

89C500C5-FB7D-471D-A5A5-35415614F06D

Trafalgar Square area

Pukul 9.30 AM kami sampai Visitor Centre yang sudah lumayan ramai pengunjung yang akan mengikuti walking tour, tepat pukul 10 AM, guide kami, Stephen, mengumpulkan group walking tour kami yang sekitar berjumlah 25 orang mengenai Do’s and Don’ts –nya, dia juga menginformasikan bahwa kalau ikut tour di hari Minggu adalah hari spesial karena ada bonus menonton atraksi upacara pasukan berkuda juga alias Cavalry Horse-nya Queen’s guard. Yeayy!! πŸ˜€

 

Sampai di lokasi, yaitu The Household Cavalry Museum, tidak lama upacara pasukan berkuda pun dimulai, dan Stephen menginformasikan bahwa setelah upacara ini tour akan lanjut menuju Buckingham Palace untuk melihat atraksi Changing Guards, kalau tidak salah dengar (dan suami juga dengar) dia akan menunggu di luar selama 5 menit. Well noted Stephen!!!

 

Setelah pasukan berkuda lapor dan sebagainya, pintu gerbang pun dibuka untuk wisatawan, karena upacara ini diadakan di area lapangan di tengah-tengah gedung museum tersebut.

Selesai acara, bergegas kami menuju titik pertemuan di gate gerbang gedung, daaannn tetot Stephen dan rombongan hilang (yang notabene gw ga inget sama sekali sih orang-orangnya hahaha yang jelas dari berbagai negara). Sempat sedih karena feeling bakal kehilangan acara Changing Guards, tidak mau mengalah dengan kondisi, akhirnya kami membuka google map. Oiya selama di UK kami menggunakan paket XL dan gw tethering ke ponsel suami (cukup efektif dan hemat seharga IDR 250,000 untuk 7 hari).

Lanjuuuut, tidak patah semangat, akhirnya kami memasuki kembali gerbang sebelumnya dan melintasi lapangan menuju gerombolan orang-orang, yang ternyata adalah bagian St. James Park yang tembus menuju Buckingham Palace. Berjalan kaki sekitar 5 menit akhirnya kami sampai gerbang Buckingham Palace dan parade pun dimulai, Alhamdulillah walaupun kehilangan Group Tour kami tetap tidak tertinggal upacara changing guards yang cukup menarik wisatawan ini. Kenapa gw bilang sangat menarik? Yup, karena pagar istana Buckingham saat itu dikelilingi lautan wisawatan yang sangat padat, sampai-sampai beberapa kali Polisi setempat yang gw bilang mah super ramah itu menegur orang-orang agar tidak berjalan keluar ke jalur utama parade.

Puas sudah berhasil melihat upacara Changing Guards yang ditunggu-tunggu :), kami mencari jalan menuju jalur berikutnya yang kami incer, yaitu rute kuning atau ungu. Mengikut google map (lagi) sebagai guide kami (pengganti abang Stephen hahaha), akhirnya kami melintasi St. James Palace atau Green Park, yang bikin menarik disini masih banyak Tupai dan Burung merpati yang ramah dengan orang-orang yang melintas, jadi kemana-mana gw selalu bawa remahan roti buat mereka hahaha.

BE262069-913C-4B77-BA9E-4EFC44463631

St. James Park

Berhubung kami mencari halte untuk naik Bus Hop On Hop Off rute selanjutnya, dan perlu ke toilet juga, kebetulan kami menemukan lapak souvenir yang murah meriah pakai banget, beda banget dengan harga malam sebelumnya di Piccadilly Circus yeaay lumayan buat oleh-oleh πŸ˜€ padahal ini masih area yang sama hanya saja agak ke pinggir (jadi untuk catatan saja jangan beli souvenir tepat di Piccadilly Circus-nya, effort sedikit jalan agak ke pinggir bisa mborong lebih banyak lagi). Setelah beberapa lama (lumayan lama dan iri dengan Big Bus Tour yang rasanya setiap saat melintas hahaha) akhirnya kami mengikuti rute Ungu. Kami memang tidak berencana mengikuti walking tour lainnya, jadi gw ga bisa menceritakan mengenai tour rock and roll dan Jack the Ripper hehe.

9D294196-BD4C-4C2C-97C4-93BD17E71B7E

Catatan: Big Bus Tour London ini memang paling mahal akan tetapi sesuai dengan harganya, armada mereka sangat banyak sehingga tidak perlu menunggu lama wisatawan bisa cepat naik bus lanjutan tanpa membuang waktu

 

Hyde Park, Kensington Palace, dan Notting Hill…

Pada saat melintas dengan rute ungu ini, gw ngerasa seperti melintasi kawasan elit hahaha mulai dari Queen Elizabeth Park, Hyde Park yang terkenal itu dan danau The Serpentine, Toko paling hits di London yaitu Harrods, kemudian Victoria & Albert  museum, Natural History museum, Kensington Palace. Dan kami memutuskan untuk turun di halte Notting Hill karena penasaran sudah nonton filmnya hahaha, alasan lainnya adalah sudah lewat waktunya makan siang πŸ˜€

Turun di Notting Hill, kami memutuskan untuk mampir KFC yang rasa ayamnya koq beda ya dengan di Indonesia hmm lebih enak menurut gw sih. Oiya selama di UK, gw dan suami rata-rata pesan hanya satu porsi saja karena memang porsi disana cukup untuk berdua (untuk kami sih begitu, dan tidak lupa selalu bekel di tas saos ABC dari Indonesia hehe). Karena mengejar waktu, akhirnya kami tidak terlalu focus untuk mencari tau rumah yang mana sih yang dijadikan latar belakang film Julia Roberts dan Hugh Grant itu, maybe next time.

45132FF2-1992-4413-8C0F-0AE5463F0B41

Hotel tujuan awal kami di Paddington

54C168DD-5F94-405C-AD6E-9E46764EDA4D

KFC Notting Hill

 

Tower Bridge, Tower of London, The Shard, The Gherkin, Thames River Cruise…

Akhirnya kami melanjutkan perjalanan kami menuju rute kuning, walaupun gw penasaran banget dengan stasiun Paddington (karena gw nonton filmnya), demi melihat bangunan kerajaan yang klasik dan katanya angker itu gw luluh untuk tidak mampir stasiun Paddington 😦

Berganti rute dari ungu ke kuning, sepanjang perjalanan kami melintasi kembali area Westminster dimana ada Big Ben dan teman-temannya, kali ini view dari dalam Bus :D.

Kami juga melintasi St. Paul Cathedral, gereja paling besar dan megah di London yang menjadi saksi pernikahan Pangeran Charles dan Lady Diana. Kemudian melintasi The monument, dimana hari pertama sampai kota London kami nyasar ke daerah ini haha.

1A22F485-2586-4822-9386-2CE1938C2D40

St. Paul Cathedral

Tidak berapa lama, sampailah pada tempat tujuan berikutnya, yaitu Tower Bridge yang nongol di film Spiderman, Tower of London yang muncul di serial The White Queen, The Shard yang kayaknya diomongin di filmnya Tom Hardy, Locke hahaha, dan The Gherkin yang muncul di film Harry Potter The Bloody Prince.

9753A0DA-BAD0-4619-B669-902C3E3901B7

AD521EDC-2A84-4629-9F61-72CA9F4270E4

F085F1C9-3312-4F37-82DD-C2F80744E224

Tower Bridge

0A370213-6C02-4357-B173-B01A7A3EEB3C

7901F95F-78C0-4068-8AB6-E0932A920F03

Puas foto-foto, kami melanjutkan perjalanan dengan River Thames Cruise melalui gate Tower Pier P2 yang berada satu lokasi dengan Tower of London, melintasi sungai Thames yang notabene warnanya coklat ini haha, kami ditunjukan beberapa bangunan penting seperti The Shakespeare’s Globe, Tate Modern, dan The Hamlet, London Eye (lagi).

Sepanjang perjalanan di sungai Thames, guide kami sangat ramah dan senang melucu haha, menurut gw semua guide di London sangat ramah dan suka melucu, entah kenapa πŸ˜€

D6236D01-C207-4970-B407-CDF33E1804DE

The Gherkin dan lain-lainnya

 

99B16C76-A379-41C2-812B-30DAC635A674

The Shard

 

C480DC91-1424-40D6-94D5-E4DCEB448B4F

Thames River Cruise β€œThe Original Tour” paket

Sesampainya di tujuan akhir River Thames Cruise (tepatnya di dekat London Eye), yaitu gate Westminster Pier P1, kami mengejar waktu untuk melihat lokasi flat-nya Sherlock Holmes, karena gw sangat suka baca buku dan nonton filmnya, bagaimanapun caranya gw harus kesana hahaha. Tanpa buang waktu akhirnya kami menaiki Tour Bus kami berikutnya untuk mencapai jarak terdekat Tube ke Baker Street, dikarenakan untuk Bus waktunya hanya sampai jam 6 PM. Akhirnya kami diturunkan di halte Bus Victoria dan melanjutkan perjalanan kami dengan Tube ke underground Baker Street. Fiuh, akhirnya sampai juga ke tempat tujuan sekitar pukul 5 PM, sayangnya museum dan store-nya  sudah tutup. Setelah mengambil beberapa foto di flat tokoh favorite gw, rencana kami berikutnya adalah belanja di PRIMARK, yup ini toko murah meriah di Eropa πŸ˜€

Sayangnya, kami tidak mengecek terlebih dahulu jam tutup toko-toko di UK pada hari libur, yang ternyata rata-rata tutup di jam 6 PM. Hiks.

Dari Baker Street kami memutuskan untuk kembali ke Hotel dengan sebelumnya mampir ke TESCO, disini tempat semacam supermarket murah di UK. Kami membeli beberapa coklat yang tidak ada di Indonesia untuk cemilan dan oleh-oleh.

02FC7F0D-0410-4BA1-8EF7-103060C89852

 

2153D1D7-D731-4984-9B5B-38437CBCC88B

 

DC7D2618-58BE-4AB6-A513-F2D4516263D4

 

F447C33D-C5FD-4F80-B869-B884FB0D55C7

 

Catatan: jangan lupa selalu cek jam tutup tempat yang akan dikunjungi, UK sangat menghargai waktu kerja di hari libur, sehingga mereka akan tutup lebih cepat dan karyawan dapat berkumpul bersama keluarganya.

 

Mari kita lanjut ke Part 3 cusss….

Note : sebisa mungkin untuk buang air kecil di hotel sebelum jalan2, karena toilet umum disana berbayar 1 poundsterling per orang πŸ˜‚ yaaa bagaimanapun kita sempat juga sih di dekat tower of london dan sekali lagi dekat big ben

Posted by: winnymirza | October 13, 2019

Explore England Part 1

5 bulan sebelumnya….

Berawal dari obrolan ringan gw dan suami tentang trip kami selanjutnya yang sudah jadi cita-cita banget, yaitu trip ke benua Eropa. Beberapa nama negara pun muncul, seperti: Jerman, Perancis, dan Belanda (karena selama ini yaa seputaran Singapura dan Malaysia aja sih hahaha). Inggris? Pada saat itu sih belum ada obrolan sama sekali baru kepikiran iseng-iseng-an aja.

Entah gimana awal mula munculah nama Inggris, sekedar dari diskusi mengenai Brexit dan visa yang katanya sekarang dimudahkan untuk turis. Ok, dari sini mengerucut menjadi 2 negara saja, yaitu Inggris dan Jerman. Walaupun setelah diskusi panjang akhirnya kami memutuskan untuk memilih negara Inggris. Kenapa? Karena banyak hal dari Inggris yang kami sukai, gw sendiri suka banget baca dan nonton film dan buku yang sehubungan dengan sejarah Inggris, misalkan Sherlock Holmes, Jane Austen, Harry Potter, sejarah wangsa York, Tudor, cerita mengenai Ratu Victoria, kami juga sangat suka beberapa grup music seperti The Beatles, Oasis, dan yang kalah penting, suami adalah fans beratnya grup sepakbola Liverpool FC, satu lagi adalah bahasa, sudah pasti kita hanya pakai Bahasa yang jaman sekarang memang sudah menjadi kewajiban yaitu Bahasa Inggris.

So, ternyata banyak hal yang kita kepo banget tentang Inggris, akhirnya kami memutuskan negara tersebut yang akan menjadi trip kami selanjutnya. Dan dimulailah menimbun tabungan dan pemasukan masing-masing di dalam tabungan kami yang selanjutnya akan menjadi salah satu syarat utama untuk pengajuan Visa Inggris.

 

3 bulan sebelumnya….

Setelah mempelajari tata cara pengajuan visa Inggris dari berbagai sumber, check it out dokumen yang perlu disiapkan:

  • Data tabungan di rekening 3 bulan terakhir (kami menggunakan rekening masing-masing, jumlah dana sekitar IDR 25 juta mengendap selama minimal 3 bulan)
  • Paspor
  • KTP (wajib di translate dengan sworn translator)
  • Surat Keterangan Keluarga atau KK (wajib di translate dengan sworn translator)
  • Surat keterangan menikah (wajib di translate dengan sworn translator)
  • Surat referensi bekerja dalam Bahasa Inggris (menurut gw ini yang juga cukup menentukan diloloskannya visa tersebut atau tidak, karena dengan adanya surat ini sudah pasti kita akan kembali ke Indonesia)
  • Surat keterangan lahir (wajib di translate dengan sworn translator)
  • Referensi bank (jika ada, karena gw baru banget buka tabungan – kurang dari 6 bulan, maka disebutkan di referensi bank suami yang menanggung saya selama di negara tujuan), sebenarnya ini tidak diwajibkan, tapi lebih baik disiapkan bukan? πŸ™‚
  • Bukti bayar biaya pengajuan Visa (sudah termasuk kelengkapan dokumen di website)

 

Catatan: di beberapa blog, gw mendapatkan info untuk translate dokumen sebenarnya tidak perlu menggunakan sworn translator, dan untuk templatenya sudah ada di internet. Kalau gw sih menggunakan jasa sworn translator Bapak Anang Fachrudin yang bisa dihubungi di nomor +62 (0)21 7987953 Mobile: +628129092306, kemarin sih gw semua komunikasi dan pengiriman dokumen melalui email, dengan estimasi pengerjaan selama dua hari, setelah semua selesai dokumen saya ambil dengan menggunakan jasa ojek online dikarenakan kesibukan di kantor.

 

Setelah semuanya lengkap, mudah saja kami hanya input semua dokumen tersebut melalui website http://www.gov.uk, cukup memakan waktu memang dikarenakan upload-nya yang lumayan lama, tapi setelah selesai, voila, langsung ada catatan hari dan waktu untuk datang ke kantor VFS Global Indonesia di mall Kuningan City Lantai 2 untuk proses selanjutnya. Biaya pengajuan visa Inggris adalah sekitar USD 128 atau IDR 1,750,000/orang yang langsung kami transfer karena menjadi kelengkapan dokumen yang diperlukan.

 

Hari itu pun datang, saya dan suami di jam yang terpisah dengan membawa dokumen lengkap (buat jaga-jaga aja) dan print out bukti bahwa kami sudah input semua dokumen tersebut secara online. Cukup singkat saja prosesnya, ditanya berapa lama disana dan apa keperluannya, proses berikutnya adalah foto dan sidik jari. Kurang dari 1 jam ternyata sudah selesai, dan kami diinfokan untuk menunggu maksimal 14 hari kerja penentuan apakah visanya lolos atau tidak. Bersamaan dengan pengajuan visa tersebut, kami juga membeli asuransi dari http://www.futureready.com seharga IDR 70,000 yang memberikan jaminan bahwa 90% uang kembali jika pengajuan visa kami gagal (kami tidak berharap ini terjadi sih sudah pasti, hanya untuk berjaga saja).

 

14 hari yang sangat lama menurut saya hahaha karena tiket promo semakin menggoda, oiya mengenai maskapai juga sebenarnya banyak yang masuk menjadi kandidat, yaitu Emirates, Qatar, dan Etihad, sampailah pada keputusan akhir dan yang paling murah meriah yaitu Oman Air. πŸ™‚

Tepat 14 hari kemudian, akhirnya email yang ditunggu datang juga, sedangkan untuk suami belum ada email, sempat bingung juga karena ga mungkin juga kan berangkat sendirian. πŸ˜₯

Ada pepatah malu bertanya sesat di jalan, pas gw kembali lagi ke kantor VFS Global Indonesia untuk mengambil hasil pengajuan visa, dan ternyata lolos (yeaaayy Inggris here I come), sekalian saya pun menanyakan status visa suami saya. Dan ternyata memang masih dalam proses menurut customer service yang bertugas saat itu, beliau juga menginformasikan bahwa untuk dokumen suami coba ditunggu sampai dengan minggu depan, di hari Senin sore (kalau tidak salah saya disuruh datang di hari Kamis sore). Masih deg-degan dengan visa suami, ternyata di hari Senin minggu depannya tersebut ada telepon dari VFS Global Indonesia yang memastikan bahwa suami benar bekerja di kantor dia sekarang, dan tidak lama datanglah email yang ditunggu-tunggu tersebut. πŸ™‚ Thanks God!

 

Visa selesai, saatnya hunting tiket promo (ini sih suami paling jagonya), jadi gw menyerahkan semua itinerary kami selama di Inggris kepada suami gw hahaha. Sesuai dengan rencana semula, kami memilih Oman Air sebagai maskapai penerbangan kami untuk Inggris trip ini. Dengan jadwal keberangkatan Jakarta – Muscat – London (Heathrow) dengan transit selama 7 jam di Muscat, Oman, dan jadwal pulang London – Muscat – Jakarta dengan transit selama 19 jam di Muscat, Oman. Why? Karena memang kami berencana untuk sekaligus mengurus visa Oman dan berkeliling salah satu negara padang pasir tersebut. Tentu saja kami memilih maskapai ini bukan tanpa pertimbangan, yaitu harganya yang cukup fantastis, dengan kurang lebih IDR 15,500,000 kami sudah membeli tiket pulang pergi Indonesia – Inggris untuk dua orang. Love it!

 

Untuk mata uang disana adalah Poundsterling, pecahannya cukup beragam, untuk uang kertasnya dimulai dari Β£5, Β£10, Β£50, untuk koin dimulai dari pecahan Β£1, 50 Pence, 20 Pence, 5 Pence, 2 Pence, 1 Pence. Saat itu nilai tukar Poundsterling, Β£1 sekitar IDR 17,350.

 

Sementara waktu tersisa kurang dari satu bulan, kami masih mencari hotel dan transportasi sesuai dengan itinerary yang sudah kami sepakati sebelumnya (walaupun saya merasa kurang banget hari di London-nya haha) :’D

  • Jumat sore Jakarta, Indonesia – Muscat, Oman (sekitar 7 jam) – beda waktu Oman lebih lambat 3 jam dariIndonesia
  • Jumat malam transit di Muscat International Airpot selama 7 jam
  • Sabtu dini hari Muscat, Oman – London, Inggris (sekitar 7 jam) – beda waktu Inggris lebih lambat 3 jam dari Oman, sehingga beda waktu Inggris dan Indonesia adalah 6 jam Inggris lebih lambat dari Indonesia
  • Sabtu dan Minggu full di kota London
  • Senin dan Selasa di kota Liverpool menggunakan kereta cepat (yang kami beli secara online karena harganya yang semakin mahal) β€œVirgin Train”
  • Selasa sore di kota Manchester menggunakan kereta antar kota
  • Rabu sore kembali ke London tetap dengan kereta cepat β€œVirgin Train” agar masih ada waktu untuk belanja di London :p
  • Rabu malam London – Muscat (sekitar 7 jam)
  • Kamis transit di Muscat sekitar 19 jam
  • Kamis malam Muscat – Jakarta

 

Selesai dengan itinerary, saatnya menentukan hotel, yup hotel di London menurut gw memang ga ada yang murah haha rata-rata di kisaran lebih dari IDR 1,7 Juta (mungkin bisa lebih hemat dengan Airbnb tapi bukan menjadi pilihan kami). Akhirnya kami membeli hotel untuk 2 hari di London seharga IDR 1,7 Juta/hari untuk

  • Jemond Dene Hotel di dekat St. Pancras dan Kings Cross, ini juga setelah sebelumnya kami menunggu promo atau diskon dari travel online. πŸ™‚
  • Hotel Ibis Albert Dock untuk di Liverpool (karena dekat dengan The Beatles Story) di harga IDR 800,000
  • Gardens Hotel untuk di Manchester (karena dekat dengan stasiun kereta Manchester Piccadilly) yang dengan harga IDR 800,000 sudah dapat junior suite room.

Semua hotel yang kami pilih ternyata ada cerita dan keseruannya masing-masing hahaha πŸ˜€

 

Selanjutnya pembelian tiket kereta cepat β€œVirgin Train” seharga IDR 450,000/orang untuk sekali jalan di http://www.trainline.com, jadi kami akan komit dengan waktu, tetapi sangat worth karena perjalanan dengan kereta adalah 2 jam, sedangkan jika naik bus akan memakan waktu 6 jam (walaupun penasaran sih melintasin rumah-rumah klasik Inggris kan). Tiket yang kami beli adalah 3x perjalanan: London – Liverpool, kereta antar kota Liverpool – Manchester, Manchester – London.

Sekaligus juga membeli tiket Anfield Stadium Tour yang sudah pasti sangat ditunggu-tunggu suami hahaha yaitu IDR 350,000/orang (saran: sebenarnya membeli di klook lebih murah, tetapi kami membeli di website resminya http://www.liverpoolfc.com karena saat itu di Klook, tiket di tanggal yang kami inginkan tidak tersedia), danΒ jangan lupa untuk mengecek jadwal pertandingan klub bola kesayangan masing-masing apapun itu, karena jika sedang pertandingan maka Tour akan ditiadakan.

Sudah terbeli semua? Belum, karena kami masih galau apakah cukup waktu untuk ikut Tour menggunakan Hop On Hop Off atau tidak. Setelah pertimbangan yang cukup alot bahwa dengan ikut Tour tersebut akan menghemat waktu bagi kami yang tidak menggunakan Travel Tour (maksudnya sih agar tepat sasaran tempat wisatanya dan tidak ada drama nyasar kemana-mana). Ini adalah tiket terakhir yang kami beli sebelum trip dimulai seminggu kemudian, yaitu IDR 450,000/orang/24 jam sudah termasuk bebas naik turun bus di titik-titik tertentu, walking tour (changing guards, rock and roll, Jack the Ripper) dan River Thames cruise. Namanya adalah The Original Tour, ada beberapa jasa tour semacam ini, tetapi kami pilih yang cukup masuk kantong dengan atraksi yang ok. Oiya kami membeli tiket Hop On Hop Off ini di Klook.

 

Terakhir yang kami beli online adalah Visa Oman, mudah saja untuk pengajuan visa Oman, kita bisa masuk melalui website di http://www.evisa.rop.gov.om dan seperti biasanya submit dokumen-dokumen yang diperlukan sesuai perintahnya (lebih ringkas karena gw sudah lengkap semua dalam bentuk scan waktu pengajuan Visa Inggris sebelumnya), dalam waktu beberapa hari sudah ada konfirmasi bahwa Visa kami sudah disetujui. Sebenarnya ada 2 cara pembelian visa Oman ini, pertama yang tadi sudah gw jelasin, satu lagi bisa membeli on the spot pada saat sampai di Oman Airport. Untuk harga visa adalah sekitar OMR 5, atau seharga IDR 185,000 (rate saat itu 1 OMR = IDR 37,000).

 

Terakhir jangan lupa juga untuk cek suhu di London, kemarin kami berangkat di pertengahan September, tepatnya tanggal 13 – 18 September 2019, rata-rata suhu di bulan tersebut di kisaran 18-22 derajat celcius di siang hari, dan 9-12 derajat celcius di malam dan pagi hari. Karena ini akan menentukan outfit yang akan kami bawa hahaha. Beruntung di tanggal tersebut kami pantau cuaca normal dan tidak ada potensi hujan. Walaupun begitu kami tetap bawa payung untuk sekedar jaga-jaga kalau kemudian terjadi hujan. As we know, London salah satu yang curah hujannya cukup tinggi juga.

Untuk outfit, akhirnya kami memutuskan untuk membawa satu jaket yang tidak terlalu tebal (jaga-jaga suhu dingin di pagi hari) dan satu baju hangat karena memang belum masuk ke musim dingin, dan baru saja melewati musim panas. Sedangkan di Oman suhu kami pantau tidak kurang dari 33-34 derajat celcius di siang hari hhhfftt kurang lebih sama dengan di Indonesia (perkiraan kami seperti itu), sehingga kami siapkan outfit yang nyaman untuk disana.

 

Ah iya yang tidak kalah penting adalah siapkan obat-obatan yang sekiranya bakal diperlukan, dalam perjalan kali ini s*lo*pa* dan vitamin e*ne**on** yang paling berguna untuk kami selama disana (maklum faktor u hahaha).

83E15D8A-6D6A-426A-9B62-62F0603D9AD1

 

Perjalanan pun dimulai…. 😍😍

DC6853F1-A18B-4482-B9C6-B0204E567276

Posted by: winnymirza | July 1, 2013

Weekend di Bendungan Jatiluhur

Hi, ketemu lagi, cerita ini sudah agak lama sih (basi ga ya) hehe, tepatnya 7 Juni 2013, jumat malam itu, saya dan suami ternyata berpikiran sama, apa besok kita ke Jatiluhur yu??? okay, semua setuju, berarti berangkaaaat.

Pagi-pagi sekitar pukul 5 pagi, semangat 45 kita siap-siap, eeeh ternyata gerimis, akhirnya kita berangkat mundur sekitar pukul 6 pagi, semoga masih cerah, karena infonya di Jatiluhur bisa melihat sunrise maupun sunset.

Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat (sekitar 2 jam dari bogor, 1 jam dari bandung).Bendungan Jatiluhur merupakan bendungan terbesar di Indonesia. Nama sebenarnya bendungan ini adalah Waduk Ir. H. Juanda. Bendungan ini berfungsi sebagai PLTA sekaligus tempat rekreasi. Disini juga ada Stasiun Satelit milik Indosat (saya hanya putar-putar di sekitar perumahannya saja ^^).

Untuk menuju ke bendungan/waduk Jatiluhur, saya melewati jalur seperti ke Bandung, yaitu tol Cipularang, tidak jauh dari belokan ke Cipularang, nanti keluar di Tol Jatiluhur (karena kalau keluar tol Purwakarta agak jauh lokasinya).

Image

Sekitar pukul 8 atau 9 pagi, sampailah kita di bendungan Jatiluhur, karena baru pertama kali kesini, kita bingung arahnya ke tempat wisata hehehe x_x dan benar ternyata salah jalan, kami malah menuju bendungan utama bukan ke tempat wisatanya. Usut punya usut, ternyata memang ini tujuan suami saya untuk melihat waduk utamanya hahaha…okelah saya ikuti saja, tapi sampai di pintu masuk, ternyata memang ada tulisan di larang masuk, akhirnya kita menanyakan beberapa petugas yang jaga, dia menjelaskan bahwa untuk masuk ke waduk utama harus dengan surat ijin khusus, hmmm sedikit kecewa tapi tidak hilang semangat, kita bertanya wah sayang sekali ya pak, caranya bagaimana untuk mendapatkan surat itu, ternyata petugasnya memberitahukan karena hari ini adalah hari libur nasional, maka wisatawan diperbolehkan masuk tanpa surat itu, hanya bayar di tempat saja xoxoxoxo… asiiiik….waktu itu saya memberikan 20.000 saja, dan kita sudah boleh masuk, yipiiiii. Di dalam waduk ternyata ada 1 rombongan berbaju sama dan beberapa keluarga (tapi sepiii banget tidak terlalu ramai, sepertinya jarang ada yang tau bahwa ke waduk utama bole masuk), tetapi melihat kondisinya memang agak berbahaya jika terlalu ramai, karena batas jalan ke waduk tidak dipagari tinggi, dan air langsung tersedot ke turbin di bawahnya (seyeeeem).

Image

Image

Image

Image

Image

Image

Image

Pemandangan di waduk utama, luar biasa indah, barisan gunungnya mengingkatkan akan Ha Long Bay di Vietnam hehehe…tapi semakin kita mendekati turbin, jika angin bertiup ke arah kita berdiri maka sudah seperti hujan aja deh x_x basaaaaahhh…Again, lupa bawa tripod, untung di jalanan waduk ada beberapa pot yang bisa dijadikan tripod, jadi deh foto-foto hohoho. Agak lama disana, kita bertemu seorang bapak sendirian bersepeda, akhirnya kita bergantian saling foto-foto (maniak :p). Yaaah, kita lupa foto bersama pak x_x.

Image

Image

Image

Image

Image

Image

Image

Image

Image

Ket. Foto : PLTA

Puas di waduk utama, perjalanan selanjutnya adalah ke tempat wisatanya, ternyata tidak kalah indah dari waduk utama pemandangannya, tetapi memang cukup ramai pengunjung, di tempat wisata banyak yang menawari naik perahu sampan, saya tidak menanyakan harganya, tetapi infonya sih Rp. 60.000 untuk 10 orang 1 perahu, dan dengan perahu tersebut kita bisa makan siang di tengah-tengah danau di RM terapung. Oya disini juga ada wisata water park, tetapi menurut saya lebih luas Jungle di Bogor :p. Karena waktu semakin siang, maka saya tidak tertarik untuk makan disana. Apalagi saya diinfokan oleh bapak yang baru saja kenalan, bahwa ada tempat wisata waduk juga yang indah di kota Purwakarta, yaitu Situ Wanayasa. hmmmm. Info dari bapak juga bahwa jika kita naik perahu ke bukit-bukit yang ada mengitari waduk, disitu terdapat perkampungan penduduk setempat dan jika cuaca memungkinkan, kita juga bisa tracking mengitari gunung atau bukit tersebut.

Image

Image

Image

Image

Keluar dari Jatiluhur, perut sudah minta diisi, dan untuk situ Wanayasa sepertinya tidak akan sempat, maka kami memutuskan untuk menjadikan Wanayasa Pe eR berikutnya dalam journey kami ^^.

Image

Ket. Foto : Situ Wanayasa, sumber http://purwakarta.wordpress.com/

Untuk makan siang setiap mau berhenti koq ya susah banget karena selalu tidak ada parkiran, sampai dengan akhirnya kita menemukan soto ayam Mas Paing asli Semarang (laaah tetep masakan Jawa :p), sotonya mantap dan tidak mahal, puasss…Setelah makan selesai, kita langsung menuju Bogor kembali. Sampai jumpa Purwakarta, sometime weekend we will back again.

Image

Posted by: winnymirza | June 11, 2013

Journey to Borneo Part 2

Day 3 :

Yeay, adventure…adventure…subuh kami sudah siap jalan menuju Kumai kembali untuk meyusuri sungai Arut untuk naik speedboat dengan tujuan Camp Tanjung Harapan (kawasan konservasi camp pertama), kami memutuskan untuk tidak sampai ke akhir camp yaitu camp Leakey, karena menurut guide kami, menuju kesana dengan speedboat membutuhkan waktu sekitar 2 jam dan biayanya pun cukup lumayan yaitu Rp. 600rb, sedangkan jika kita mengikuti tour dengan Klotok, membutuhkan biaya Rp. 1.5 juta – 1.8 jt/10 orang, sebenernya saya ingin sekali naik klotok karena pengalamannya seperti film Anaconda atau The River, tetapi tour dengan klotok akan menghabiskan waktu 4.5 jam sampai tujuan, sehingga jika perjalanan dimulai pukul 08.00 WiB maka akan kembali ke pelabuhan sekitar pukul 7 malam. Baiklah, lain kali saja akan saya coba naik klotok besar.

borneo eco tour

Sesampainya di Pelabuhan Kumai, kami bertemu dengan rombongan yang akan naik klotok dengan tujuan camp lakey, sedangkan kami menunggu speedboat kami siap, sambil menunggu kami membeli tiket parkir boat dan masuk kawasan konservasi. Β Tiket ini juga bisa dibeli di hari sebelumnya. Untuk biaya speedboat sampai camp pondok languy dan camp tanjung harapan adalah Rp. 300.000

collage HTM

Pukul 08.00 WIB driver speedboat dan guide kami sudah datang dan menginformasikan bahwa di setap camp ada waktu-waktu feeding untuk orang utan, dan untuk feeding di camp pertama di pos tanjung harapan sendiri adalah pukul 08.00 WIB, camp kedua di pos pondok panggui pukul 09.00 WIB dan di camp ketiga di pos Leakey pukul 14.00 WIB, hmmm karena pos pertama udah kelewat, jadi kita bertiga (saya, suami dan adik ipar) memutuskan untuk menuju camp kedua mengejar feeding pukul 09.00 WIB.

Ini kali pertama saya naik speedboat, adik ipar mengingatkan bahwa ini bukan wisata karena semakin mendekati lokasi camp leakey semakin banyak buayanya dan kita juga tidak menggunakan pelampung, intinya adalah kali ini alam liar beneran jadi jangan main-main, istri adik ipar juga mengingatkan supaya jangan asal ngomong karena hutan di sekitar sungai adalah hutan perawan dan pernah kejadian teman adik ipar β€œkerasukan” karena ngomong sembarangan. Hmmm jadi deg-degan.

Journey begin…..

Catatan penting untuk perjalanan ini adalah bawa jaket kalau tidak ingin masuk angin dan topi, perbekelan boleh dibawa untuk ngemil di speedboat tetapi tidak dimakan di depan orang utan karena akan direbut oleh mereka.

Saat di sungai Arut yang lebar, jika speedboat kita berpapasan dengan klotok atau sesama speedboat maka speedboat kita akan berguncang-guncang dan melompat-lompat hohoho seru, agak jauh dari sungai yang lebar ada beberapa pecahan menjadi sungai kecil (walaupun tetap lebar menurut saya), di sungai yang kecil ini airnya lebih tenang dan kita sering berpapasan dengan klotok dan speedboat lainnya yang sudah berhari-hari di camp leakey (kebanyakan pengunjung adalah warga negara asing). Benar-benar seperti film The River (yang pernah disetel di FOX) J….camp pertama adalah camp tanjung harapan, di camp ini memang kita harus berhenti Β untuk pemeriksaan tiket masuk kawasan konservasi dan parkir boat, kami mampir di Desa Sekonyer, disini adik ipar menjeput rekannya yang bekerja di desa tersebut, ok karena saya duduk dengan supir dan 3 orang di belakang (suami saya, adik ipar dan guide), maka rekan adik saya duduk di depan boat x_x hadoh Pak berani banget, udah biasa sih ya. Di perjalanan driver saya menunjukan beberapa kali biawak yang lompat, di kanan kiri kami awalnya adalah hutan sawit, dan semakin ke dalam merupakan hutan alami dan yes sinyal ponsel langsung SOS hehehe…

boat 2

Di tengah perjalanan, driver kami teriak, β€œbuayaaaaa buayaa, liat ga tadi?” Yep Pak saya liat tadi tu buaya lagi berjemur di permukaan air, tapi karena speedboat kami lewat dia langsung nyelem lagi x_x (buaya tidak menyukai suara mesin yang ribut). Ok, 1 buaya, anything else? Ternyata sampai di camp Pondok Panggui, amaaan tidak ada buaya lagi hohoho karena menurut guide kami Pak Damin buaya akan banyak sekali jika kita melewati air tenang menuju camp Leakey pada saat air sungai lebih jernih dari yang kali lewati saat ini (warna sungai adalah coklat tetapi tidak berbau sama sekali) – andai Jakarta dan Bogor begini.

camp tanjung harapanket. foto : camp pertama tanjung harapan, pemeriksaan tiket disini

camp pondok paggau

parkir pondok paggau

Sesampainya di camp Pondok Panggui, sudah banyak klotok dan boat yang parkir di pintu masuknya, sempet mikir gimana cara naik ke atas ya? Hmm ternyata emank harus sedikit usaha dan sedikit olahraga untuk sampai di kawasan konservasi dan tempat feeding orang utan-nya. Fiuh, ngos-ngosan kami terbayar ketika kami sampai tempat tujuan, ternyata sudah banyak orang kumpul untuk melihat feeding tersebut (rata-rata adalah bule dan anak-anaknya), di tempat feeding sudah ada 1 orang utan besar, ternyata dia adalah king di kawasan tersebut, namanya adalah DOYOK hehehe…tempat orang utan tersebut makan dibatasi hanya dengan tali saja dan tidak begitu jauh, ketika saya sedang take foto, ternyata ada orang utan lain yang datang dengan cara bergelantungan di pohon tepat di atas kami, tetapi dia tidak mau turun sampai dengan king DOYOK pergi, ternyata mereka berdua adalah pejantan, sehingga mereka tidak akan bertemu satu sama lain, dan jika memang bertemu kemungkinan terbesar adalah mereka akan berkelahi dan memperebutkan gelar king mereka.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Fakta dari guide kami :

Orang utan betina hamil seperti manusia yaitu 9 bulan dan mereka amat menyayangi anak-anak mereka, makanan orang utan adalah buah-buahan dan jika sedang tidak musim buah, akan semakin banyak orang utan yang datang pada saat feeding, tetapi tidak semua mendengar panggilan dari pemberi makannya bisa jadi dikarenakan pada saat feeding, mereka terlalu jauh. Tiap-tiap orang utan akan membuat rumah masing-masing setiap harinya dan berpindah-pindah, rumah tersebut dibuat dari ranting-ranting pohon dan daun-daun. Selain buah, makanan mereka adalah daun-daun muda dan rayap (orang utan adalah vegetarian). Untuk menenangka satu orang utan jantan membutuhkan 8 orang, dan untuk orang utan betina membutuhkan 5 orang. Di hutan yang kami masuki terdapat beberapa hewan tetapi sukar untuk bertemu, yakni : babi hutan, macan dahan, monyet, beruang madu, kukang, bekatan, macam-macam burung, sepanjang perjalanan kami, bertemu dengan semut api x_x dan beragam burung dan kupu-kupu berukuran ekstra besar dari yang biasa kami lihat, hutan ini sebelumnya adalah tanah pertanian, semenjak beberapa tahun yang lalu kembali direboisasi untuk kawasan konservasi. Di luar kawasan konservasi adalah orang utan liar.

Di camp leakey pernah terjadi perebutan kekuasaan antara orang utan TOM dan KOSASIH, dan kosasih tidak terlihat semenjak itu, tidak diketahui apakah tewas atau membuat kumpulan sendiri. Masih di camp leakey, sekitar 12 tahun yl, pernah ada wisatawan asing bernama Richard merasa gerah dan dia melompat ke sungai yang berwarna hitam tetapi bening, tanpa menyadari bahaya dari buaya-buaya di sungai tsb, semenjak kejadian tersebut pihak konservasi membuat beberapa peraturan dan semakin banyak orang asing yang berkunjung.

Puas di dalam hutan, kami kembali ke pelabuhan, tetapi sebelumnya kami mampir di Desa Sekonyer kembali untuk mengantar rekan adik ipar saya dan mampir ke toko souvenir di depan pintu masuk desa tersebut, oya, disini ada home stay untuk yang ingin menginap tetapi listrik hanya menyala di malam hari saja. Beberapa kilometer dari desa tersebut juga ada semacam hotel, infonya sih disini menggunakan genset jadi tersedia listrik walaupun sinyal tetep on off hehe.Β  Souvenir yang saya beli disini adalah gelang dari kulit kayu Rp. 45.000 dan rotan Rp. 35.000, gantungan berbentuk pulau kalimantan Rp. 30.000, gelang ini bisa dibuat langsung di desa sehingga bisa pas di pergelangan tangan kita. Untuk kaos dengan tema konservasi berkisar Rp. 150.000-200.000.

penginapanket. foto : home stay di desa Sekonyer

Sesampainya di pelabuhan Kumai, kami menyempatkan diri makan siang di RM Aloha, hasil laut lagi (yeay) dan tetep murmer, super enak, atau kita kelaparan ya? Hehe.

collage rm aloha

Sampai kota Pangkalan Bun, kita juga menyempatkan foto-foto di Monumen Palagan Sambi, Monumen ini didirikan untuk mengenang peristiwa penerjunan payung pertama TNI AU di desa Sambi pada 17 Oktober 1947. Di monumen ini dipajang sebuah pesawat Dakota yang dipakai TNI AU dalam aksi penerjunan. Digambarkan juga kisah penerjunan dan nama-nama penerjun (kalau tidak salah ada 3 orang tewas dari jumlah semua 13 orang penerjun pada saat penyergapan). Salah satu penerjun, bernama Iskandar, namanya diabadikan menjadi nama bandara Pangkalan Bun. Tanggal 17 Oktober kemudian juga ditetapkan sebagai hari jadi Paskhas (Pasukan Khas) TNI AU.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Sore harinya, suami saya ada janji dengan teman hobinya diecast pesawatnya di cafe Iduna (cafenya Qila nongkrong – ponakan :D), lokasi cafe ini dekat dengan pusat pasar, cafe ini menyediakan steak dan yah menu cafe pada umumnya sih.

iduna cafe

Dari situ kami sempatkan mencari oleh-oleh untuk keluarga di Bogor, karena besok kami pikir tidak akan sempat, kami menuju pasar Pangkalan Bun, makanan yang terkenal disini adalah kerupuk amplang ikan Belida, renyah nikmat, ada juga amplang ikan tenggiri, lucunya di toko oleh-oleh ini kebanyakan adalah makanan asal solo hehehe ya iyalah yang punya toko memang berasal dari Solo ternyata. Sayangnya saya tidak mendapatkan lempok durian yang teman-teman kantor titip, karena memang sedang tidak musim durian. Setelah makanan, kami lanjut ke toko aksesoris, pastinya yang terkenal di Kalimantan adalah aksesoris batu-batuan, titipan mama, saya beli satu set batu yang sudah dirangkai menjadi kalung, gelang, cincin dan anting, jenis batu yang saya beli adalah topas dan mutiara air tawar, masing-masing kisaran harga 150 – 200rb an, kecuali untuk batu kecubung berkisar 400rb an, batu kecubung memang paling favorit disini.

collage oleh-olehLast Day :

Gak berasa selesai juga liburan kali ini…sebelum menuju kembali ke bandara yang bisa ditempuh hanya sekitar setengah jam, tadinya kita kepengen banget mampir ke Pantai Kubu. tetapi karena jaraknya cukup jauh kami urungkan niat itu. Infonya di pantai itu ada semacam rumah makan laut juga dan enak sekali. Skip untuk lain kali kemari lagi ^^.

Walaupun tidak jadi mengunjungi pantai, kami menyempatkan diri makan nasi tiwul di Warung Makan Roso Nyoto, enaak tapi aneh karena baru kali ini saya makan nasi jagung, saya pribadi pesan ya standar nasi putih ayam goreng.

collage rm nas tiwul

Sesampainya di bandara, ternyata banyak sekali penjual batu-batuan seperti di toko oleh-oleh kemarin dan dengan harga yang lebih murah, bedanya di bandara tidak bisa tawar menawar. Akhirnya saya membeli beberapa souvenir gelang lagi, kali ini bukan dari kayu/rotan tetapi dari batu kecubung Rp. 60.000 dan gelang khas warna warni Rp. 10.000-20.000. Untuk bebatuan yang belum diikat harganya di kisaran Rp. 100.000.

Pukul 11.00 WIB Β sudah dipanggil untuk check in, sediiih…will miz u kiddos…untuk penerbangan dari Pangkalan Bun jangan sampai terlambat datang karena penerbangan dari sini sangat tepat waktu sesuai yang tertera di tiket pesawatnya. 1 jam berikutnya kita sampai di Jakarta, ah besok sudah mulai masuk kerja lagi deh….sampai ketemu lagi liburan selanjutnya.

Posted by: winnymirza | May 28, 2013

Journey to Borneo Part 1

Day 1 :

Borneo…hmm mistis, hutan, sepi, itu yang saya bayangkan. Yep, liburan panjang kali ini, saya dan suami plus mertua pergi ke suatu tempat di Kalimantan, tepatnya yaitu ke kota Pangkalan Bun, kota ini merupakan ibukota Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Ibukota provinsinya adalah Palangkaraya. Deg-degan, karena untuk saya ini adalah pengalaman pertama ke pulau ini, sedangkan lainnya sudah terbiasa dari dulu πŸ˜€ #norak ya.

Journey kali ini kami menggunakan pesawat yang tidak biasa kita naiki, yaitu Kalstar (Terminal 1c Bandar Udara Soekarno Hatta, kisaran harga Rp. 700 – 800rb/1x jalan), dari Bogor berangkat 8 Mei 2013 pukul 04.00 WIB karena boarding dimulai pukul 06.00, catatan : jangan sampai tertinggal pesawat, karena hanya terbang 1x sehari :D. Tepat pukul 07.00 WIB on time, take off KD 721 Jakarta – Pangkalan Bun.

Wow, tidak menyangka ternyata banyak sekali warga negara asing seperjalanan kami, sepertinya sih mereka dari lembaga-lembaga konservasi. Perjalanan sekitar 1 jam, pukul 08.00 landing di Bandar Udara Iskandar, selama di dalam pesawat yang dilihat adalah pulau yang masih hijau banget dengan kota berupa kotak kecil dan sungai yang berkelok-kelok panjang, hmmm ini salah satu tujuan saya besok, jadi ga sabar. Oiya di kalstar kita diberikan sarapan nasi beserta lauk pauknya dan ternyata cukup mengenyangkan..yummi…

collage kalstar
kalstar food
ket. foto : dapet sarapan loooh ^^

Landing di Bandar Udara Iskandar, hanya ada 3 pesawat yang sedang parkir, Kalstar dan 2 pesawat trigana air baling-baling hihihi baru kali ini liat bandara sepiiii abizz, lega banget bisa foto2 disitu, jadi kayak punya pesawat di halaman pribadi. Setelah puas foto-foto, kami melanjutkan perjalanan menuju rumah adik ipar saya, hanya butuh waktu sekitar kurleb 15 menit kita sudah sampai πŸ˜€ sepanjang jalan sepiii banget, berasa kayak di film zombie aja nih. Pangkalan Bun dikenal sebagai Kota Manis (Minat, Aman, Nikmat, Indah dan Segar) – tagline kotanya pas banget dengan yang kita rasakan, segaaaar, rapi dan bersih. Tetapi karena lelah di perjalanan dan kurang tidur, hari ini kami hanya diam di rumah saja melepas kangen dengan ponakan-ponakan kami yang sudah lama ga ketemu (always miz u kiddos – syaquila dan lanno).

collage bandar udara

Kalimantan tanpa makanan laut kayaknya kurang pas ya, yes makan malem hari ini adalah RM Dunia Laut..yeayy, dari namanya aja dah bisa kita tebak ya, semua adalah hasil laut. Yummiiii….hasil akhirnya, perut kenyang tepatnya kekenyangan, karena baru kali ini yang namanya kepiting dan udang ga habis dimakan hhfff :p harga? Muraaaah, coba bayangkan makan untuk 6 orang dengan hasil laut yang lengkap hanya habis 400rb, menunya saya tidak begitu hafal, seinget saya adalah sop kepiting asparagus, kepiting saos mentega, udang bumbu cah, kangkung cah, porsinya buanyak banget…mantapppp.

rm dunia laut

college dunia laut

ket. foto : kepiting saos mentega dan sup kepitingΒ 

Day 2 :

Pagi-pagi semangat bangun pagi hohoho, lari pagi di kota orang, udaranya seger banget, kita menuju jalan utama kantor Bupati dll, jalan pagi ga berasa disini ga taunya udah lumayan jauh juga, lapaaar akhirnya kita beli nasi uduk di pojokan jalan, ternyata walapun di Kalimantan, tetep yang jualan orang jawa hehehe.

Tujuan hari ini ada konservasi orang utan, beruntung punya adik ipar yang banyak kenalan, jadi kita punya akses menuju kawasan konservasi, disini merupakan kawasan untuk orang utan yang masih liar, masih kecil atau cacat lahir, jika mereka sudah siap baru mereka akan dilepaskan ke kawasan konservasi yang sudah disediakan oleh pemerintah setempat. Karena beberapa hal di kawasan ini dilarang untuk foto-foto. Lucunya di kawasan ini, saya bingung siapa mengunjungi siapa, karena selama kita di dalam, mereka (orang utan) sangat interest bergerombol untuk memandang kita kemanapun kita jalan :p #disini Β nyamuknya besar-besar, alhasil keluar dari sini saya pun bentol2 x_x.

konservasi orangutanket foto : menuju kawasan konservasi orang utan

Dari kawasan konservasi, kami meneruskan perjalanan ke Kota Pelabuhan Kumai, karena di Pangkalan Bun tidak ada kemacetan, Β menuju Kumai pun tidak terasa padahal jaraknya sudah cukup jauh sekali seperti dari Bogor menuju Depok lah kira-kira. Kota Kumai merupakan kota pelabuhan penghubung dari beberapa pulau. Saya kira ketika sampai di pelabuhan Kumai adalah laut, ternyata ini adalah sungai, tepatnya sungai Arut :p memang banyak penduduk disana mengatakan ini adalah laut, mungkin karena saking lebarnya ya.Β  Hari ini kami survey mengenai perjalanan ke Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) yang terkenal oleh kawasan konservasi orang utan dan perjalanan sepanjang sungainya. Berhubung hari ini adalah hari jumat, jadi kami tidak bisa berlama-lama disini, gpp karena besok adalah pengalaman sesungguhnya.

tom kosasihSetelah para bapak-bapak selesai jumatan, kami lanjutkan dengan makan siang di RM Terapung, cukup jauh juga jaraknya tapi seru juga, karena selama kami makan, banyak klotok dan speedboat yang melintas, sehingga tempat kami duduk pun ikut goyang-goyang hehehe, lokasi RM ini masih satu jalur dengan sunga Arut tetapi di sisi yang berlainan. Again, menunya adalah hasil laut. Saya sendiri pesan ikan nila bakar yang enak ruar biasa, suami saya pesan udang yang ruar biasa besar xoxo (dua-duanya lupa saya abadikan). Seperti sebelumnya, total biayana kurang lebih sama dengan makan tadi malem, yang harus diingat adalah kolesterol yang semakin naik (tepok jidad). Serunya disini kita menyempatkan untuk naik klotok menyusuri sungai, biayanya Rp. 30.000/boat ^_^.

collage terapung

ket. foto : menu ayam bakar di RM Terapung dan naik klotok

Sore harinya, saya dan suami sempatkan melihat-lihat kota Pangkalan Bun mengendarai motor, karena kotanya kecil saya pede tidak akan nyasar, and yes ketemu juga tu yang namanya Istana Kuning di daerah Radja, disini merupakan tempat raja dan pangeran Kerajaan Kotawaringin dan lebih dikenal dengan nama istana kuning, sayangnya ketika kami sampai, waktu untuk masuk ke dalam sudah habis pukul 16.00 WIB, jadi kami hanya foto-foto saja dan mendapat info bahwa di sebelah istana itu adalah rumah pangeran, dan seperti dongeng, ada 2 pangeran disini yang satu adalah pangeran baik dan satunya adalah pangeran jahat hihihi, bener ga sih itu. Dari sini kami tidak lanjut muter-muter karena hari sudah mendung dan tanda-tanda akan hujan lagi. Istana ini ternyata dekat dengan pasar (catat), jadi agenda hari besok untuk beli oleh-oleh ^^

istana kuning collage

Posted by: winnymirza | November 2, 2012

Bali Trip Part 3

Last day *_* semangaaaat….

Hari terakhir di Bali sudah direncanakan yaitu ke Ubud, wisata budaya setempat, kebetulan hari ini bertepatan dengan Hari Raya Kuningan, yeayyy pasti seru banget sepanjang perjalanan naik motor.

Pagi-pagi, kita jalan-jalan kembali di Legian, menikmati matahari yang baru muncul, tidak lama kemudian, kembali ke hotel untuk packing, karena jam check out adalah pukul 12.00 WITA. Kruyuk kruyuk, lapaaar ternyata, infonya ada coffee shop dekat dengan hotel, okeh GPS ready, tujuan adalah Mugshoot Coffee di Jl. Padma, Legian, siap dengan helm dan baju seadanya (belum mandi alias) πŸ˜€ kita menuju Jl. Padma, yang ternyata bisa dijangkau hanya dengan jalan kaki dari tune hotel x_x hadeuh. Sampai disana hanya ada bule-bule, yeah kita lokal sendiri, sip tetep pede hihihi…Harga standar, kita pesan Croissant dan Iced Blended Capucino plus one scoop ice cream. Lumayan kenyang. Alhamdulillah.

mugshoot

mugshoot2

Setelah mengurus check out di hotel, tas dititipkan kembali, karena beberapa hari di Bali ternyata tas-nya beranak pinak hehehe..okeh, perjalanan lanjut menuju Ubud, hmmm kira2 1.5 jam perjalanan dengan motor melintas bypass, ternyata hari ini adalah hari raya kuningan di bali, yeayyy pas banget perjalanan wisata budaya ke ubud ^_^ jadi sepanjang jalan penuh dengan panjor-panjor di pinggir jalan, warga setempat mulai menuju pura untuk ibadah, cewe-cewe memakai kebaya dan cowo-cowonya pakai pakaian putih2 dengan asesoris kuning.

Ubud-20120908-00139

Again, karena sepanjang perjalanan haus banget, qta mampir lagi di Ice Cream Gelato hahaha yeah harganya di Ubud nih paling mahal horeee, 1 scoop nya Rp. 20.000, karena bingung ga nemu2 sawah yang suka ada di postcard, tadinya mau mampir ke monkey forest, tapi koq ya luas banget, atau ke museum antonio blanco, oiya sekilas liat tiket masuknya sekitar Rp. 50.000, tapi kita putuskan ga jadi semua karena badan dah ledees abizz setelah nge- cruise kmrn xixixi, akhirnya kita meneruskan perjalanan ke ubud pedesaan dan ketemulah si sawah-sawah yang ada di post card…foto-foto sebentar, kemudian meneruskan perjalanan lagi mencari ayam kadewatan, menurut review wajib mampir, akhirnya ga nemu juga karena hari raya jd banyak yg tutup, pun pas ada pilihannya pork kedewatan x_x hadeeeuh (ga bisa makan B2), tapiiiii hampir semua RM di daerah ubud tutup karena ada perayaan,…akhirnya kita puter balik lewat jalur lain untuk kembali ke legian.

ubud2

ubud3

Lapaaar sangat…ga nemu makanan, akhirnya kita mutusin makan senemunya di jalan…di jalan entah dimana ketemulah warung lesehan 2M, widih serem ga sih namanya, ok kita turun aja saking lapernya. Menu yang dipesan Nasi Bali Special Chicken + Es Tea + nasi polos : Rp. 48.000 (whatsssss???) di buku menu tu nasi bali harganya Rp. 20.000 doank, pengalaman, sampe lupa foto tempatnya saking shock πŸ˜€ eiya disini ada menu pork jg. Tiba di Jl. Raya Kuta, ngulang makan lagi karena ga puas, Bu Andhika again : abis Rp. 30.000an πŸ˜€ tetep paling murah n enak. Dari bu andhika tadinya kita pengen ke lokasi Kudeta, tapi karena dipikir-pikir ga sempet, ga jd mampir deh, akhirnya jalan-jalan aja sekitaran kuta mampir ke mall baru “Bali beach mall” klo ga salah, mirip banget sm vivo Singapore hehehe, nyatu dengan Sheraton dan Harris hotel, sebelahnya Mc.Donalds. Saat itu, sunset di Kuta baguuuuuuuus banget pas di tengah2 (liat dari jalan), tapi karena kita nguber pesawat harus pulangin motor dengan kecewa sunset dilewatkan begitu aja x_x next time will be better, i promise…hiks..

kuta

kuta beachwalk

Catatan penulis (alias curcol):

Kuliner yg terlewatkan :

  1. Warung Murah, Jl. Double Six, Legian
  2. TJ Mexican, Jl. Raya Kuta, Kuta (penasaran sama yg namanya Tapas)
  3. Ayam Kedewatan, Jl. Kedewatan, Ubud

Tujuan yg terlewatkan :

  1. Pantai Padang-padang
  2. Danau Bedugul (jauuuh)
  3. Kintamani (lebih jauh lagiiii) hehehe next time

Older Posts »

Categories